Bisa Merugikan, Ini Jenis-jenis Ancaman Digital yang Kerap Tak Disadari Warganet

0

Merauke  – Keamanan menjadi salah satu faktor penting dalam menggunakan media digital. Jika tidak, kita akan menjadi sasaran empuk penipuan digital yang bisa merugikan materi.

Dikatakan oleh Chief Operating Officer, Dewangga Alam, perilaku digital seseorang umumnya dapat berpengaruh pada keamanan digitalnya juga.

Misal aktivitas di media sosial sehari-hari yang pada akhirnya dapat membentuk pola dan dapat menjadi ancaman pribadi.

“Karena berperilaku di dunia digital hampir sama seperti yang kita lakukan di dunia nyata. Bedanya, di dunia nyata audiens hanya segelintir orang, tapi di media digital tidak begitu karena sifatnya yang tidak terbatas,” kata Dewangga lebih lanjut.

Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Merauke, Papua pada Selasa, 27 Juli 2021, Dewangga menyampaikan beberapa jenis ancaman digital yang kerap tidak kita sadari. Apa saja? Berikut daftarnya!

1. Hoaks

Hoaks atau berita palsu/bohong telah menjadi bahaya laten di dunia digital. Kata Dewangga, setiap orang yang telah terhubung dengan dunia digital tidak bisa terhindar dari hoaks, tapi bisa membuat perubahan.

“Tidak mungkin bisa menghindar dari berita hoaks. Tapi jangan sampai kita menjadi pelaku. Kalau misalkan sampai menyebarkan ulang, kita sudah jadi korban dan pelaku penyebar berita bohong,” lanjutnya.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk tidak termakan hoaks adalah berhati-hati dengan judul yang provokatif, cermati alamat website dan situs, periksa fakta dengan melakukan konfirmasi ke teman, kolega, atau ahli, serta ikut ke grup diskusi antihoaks.

2. Ancaman kebocoran data

Ancaman kebocoran data atau data leaks merupakan jenis ancaman digital lain yang dapat merugikan pengguan internet. Ancaman kebocoran data bisa terjadi bahkan dari hal sederhana, misal, memberi data pribadi di media sosial.

“Saat menggunakan media sosial, kita selalu ditanya hobi apa, alamat dan semua informasi pribadi yang secara sukarela kita beri. Perlu diingat ada ancaman lain yaitu pemanfaatan data yang bisa digunakan untuk kebutuhan macam-macam seperti penjualan.”

Untuk itu, penting melakukan antisipasi dari diri sendiri seperti tidak memberi data  pribadi dan hindari penyebaran data pribadi melalui media sosial yang tidak terkonfirmasi.

3. Doxing

Docing adalah sebuah tindakan berbasis internet untuk meneliti dan menyebarluaskan informasi pribadi secara publik (termasuk data pribadi) terhadap seseorang individu atau organisasi. Karenanya penting untuk selalu membatasi informasi pribadi, hati-hati dalam berkomentar, serta lindungi akun digital dengan kata sandi yang tidak umum.

4. Ancaman dari Game

Terakhir, Dewangga menekankan pentingnya berhati-hati saat bermain game online yang dapat menjadi ancaman digital. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah menyesuaikan permainan yang dimainkan dengan usia anak, batasi waktu bermain game, dan perlunya proteksi atau dampingan orang dewasa.

Bagaimana jika kita sudah mendapat ancaman digital? Ada beberapa hotline bantuan ketika kita mendapatkan ancaman digital seperti mengontak Dirjen Aplikasi Informatika atau Aptika melalui surel di alamat kontak@kominfo.go.id atau melalui WA 0815-1945-6822 dan nomor telepon 0811-1111-3111.

Selain Dewangga Alam, hadir juga dalam webinar Indonesia Makin Cakap Digital program Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 narasumber lain yaitu Ody Waji, CEO WajibTravest, Suwarjono, seorang dosen informatika dan Nard dari band Geisha. 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *