Bisnis Online Makin Diminati, Ini Sebabnya
Denpasar – Perubahan interaksi sosial akibat berkembangnya dunia digital juga bardampak pada perubahan gaya bekerja yang mengarah dan terkait erat dengan segala sesuatu yang serba online.
Apalagi di masa pandemic dengan pembatasan sosial yang telah berlangsung cukup lama memaksa dunia pekerjaan juga bertransformasi ke arah serba digital.
Menurut Vincentia Angelique, SS, Founder SPG Bali dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Denpasar, Bali, pada Jumat, 16 Juli 2021, perkembangan di era digital mengharuskan masyarakat saat ini memiliki kecakapan digital yang baik akan bisa mengembangi kemajuan zaman dan bertahan terus.
“Saat ini dibutuhkan komunikasi digital yang baik serta kecakapan financial teknologi agar mampu beradaptasi dengan kemajuan digital saat ini,” ujar Vincentia dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa dunia usaha pun sebagian besar mengarah lebih condong ke dunia digital. “Banyak orang lebih memilih usaha digital karena sejumlah kelebihannya dibandingkan dengan yang konvensional,” imbuh Vincentia.
Kelebihan-kelebihan itu diantaranya, pilihan yang beragam, jangkauan pasar yang luas, waktu dan tempat kerja yang fleksibel. Selain itu kelebihan lainnya adalah akan adanya potensi penghasilan tanpa batas.
Vincentia juga mengatakan bahwa sejumlah pekerjaan yang bisa dipilih di dunia digital dan menjadi tren saat ini adalah Digital Marketer, Content Creator, Pembuat Aplikasi Mobile, Trader & Investor, Proplayer dan Pengajar Online.
Khusus untuk bisnis online, yang saat ini juga tengah tren dan terbilang cocok dilakukan di tengah pandemic dengan kondisi keuangan menipis adalah bisnis online Dropshipper.
Untuk menjadi dropshipper yang handal, kata Vincentia, harus memakai sejumlah strategi yaitu awalnya harus memahami kebutuhan pasar tentang produk apa yang paling dibutuhkan pasar dan memiliki kesempatan besar untuk laku di pasaran.
“Setelah memahami produk-produk yang dibutuhkan pasar dan menemukan jenis-jenis produk yang diprediksi akan bagus penjualannya, barulah memilih supplier yang berkualitas. Kemudia bisa memodifikasi foto produk,e mempromosikannya dan jika sudah ada yang beli jangan lupa untuk selalu meningkatkan pelayanan,” katanya.
Sejumlah jenis bisnis online lain di dunia digital adalah Tren Thrift Shop yaitu suatu barang bekas atau second yang berasal dari barang-barang import dan kondisinya tidak 100% mulus. Selain dua jenis bisnis di atas, bisnis jasa titip (jastip) tengah naik daun.
Pengaruh dunia digital khususnya perkembangan media sosial berdampak tak hanya manfaat yang positif tetapi juga dampak negatifnya. Belakangan ini sangat rawan memecah belah masyarakat adalah penyebaran hoaks.
Rendy Doroii, COO Mediology Digital Indonesia, mengatakan bahwa hoaks dibuat oleh orang jahat yang pintar dan disebarkan oleh orang baik yang terburu buru.
“Ada yang niatnya kemungkinan baik tapi terburu-buru tak mengecek kebenarannya lagi,” ujar Rendy. Kemudian, lanjut Rendy, hoaks tersebut dipercaya oleh orang-orang bingung yang malas memeriksa lebih jauh kebenaran berita itu.
Dikatakan juga oleh Rendy bahwa hoaks yang disebarkan dampaknya bermacam-macam dan bisa membahayakan seperti ketakutan atau kepanikan munculnya rasisme, bullying, dampak kesehatan dan dampak finansial serta kebencian yang tdak mendasar.
Selain Rendy dan Vincentia, juga hadir para pembicara lain yaitu I Made Bhagaskara Gautama, Dosen ITS STIKOM Bali dan Putri Masyita sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.