Ini Manfaat Bertransaksi Non Tunai
Lombok Timur- Era digital membuat masyarakat tak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah banyak sehari-hari. Itu karena kehadiran internet yang memungkinkan transaksi dilakukan secara non-tunai.
Contoh transaksi non-tunai yang telah dilakukan masyarakat adalah pembayaran jalan tol. Masyarakat kini tinggal menggunakan e-toll untuk membayar. Selain itu, ada juga beberapa perusahaan yang memanfaatkan uang elektronik seperti Gopay, Shopee Pay, OVO dll.
Kehadiran uang non-tunai itu memiliki sejumlah manfaat. Apa saja manfaatnya bagi masyarakat?
“Kalau pakai uang tunai kan kembalian lama, takut uang palsu dan lainnya. Transaksi non-tunai lebih efisien, aman dan praktis. Jadi hidup kita dipermudah oleh teknologi. Harapannya teman-teman di Lombok Timur sudah bisa berpindah,” kata Silvia Kartika selaku Assistant Vice President Ecosystem & Business Development DBS Indonesia.
Silvia memaparkan hal itu dalam webinar Gerakan nasional Literasi Digital 2021 di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (17/6/2021). Lebih lanjut, Silvia menuturkan transaksi non-tunai (cashless) semakin krusial di era pandemi covid-19.
Hal tersebut dikarenakan sejumlah keuntungan yang ditawarkan seperti kenyamanan, promosi, dan higienis.
“(Non-tunai) meminimalisir kesalahan. Misalkan teman-teman jajan harus kembaliannya Rp 25 ribu, tetapi dikembalikan hanya Rp 24 ribu. Kan ada kesalahan yang membuat tidak nyaman. Ini adalah kerugian kalau kita pakai uang tunai,” kata Silvia.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (17/6/2021) menghadirkan pembicara Ruhut Marhata Simanjuntak (Legal Counsel Advance AI), Silvia Kartika (Assistant Vice President Ecosystem & Business Development DBS Indonesia), Dr. Lalu Nurul Yaqin, Ph. D (Direktur LPPM UGR), Nurhayati QH, SS (Kepala Madrasah Aliyah Mualikmat KW Pancor), Ikhsan Colly (Key Opinion Leader), dan Kika Ferdind (Moderator).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.