literasi digital dan tiga pilar Ki Hajar Dewantara
Gianyar -Di era semakin cepatnya perkembangan dunia digital, pentingnya kecakapan literasi digital menjadi hal yang wajib. Upaya peningkatan literasi digital perlu terintegrasi dengan kurikulum dan harus ada kolaborasi antar keduanya.
Hal itu dikatakan oleh Ruhaya Mustafar, S.Pd, Wakil Kepala Madrasah Bagian Kesiswaan MA Tawakkal Denpasar dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat 10 September 2021.
Menurut Ruhaya, karena prinsip dasar literasi digital adalah pemahaman, saling ketergantungan, faktor sosial dan kurasi. “Tanya pada diri kita Mau yang tercepat atau yang lambat. Semakin banyak kita membagi informasi makan bisa dibilang kita semakin aktif di medsos,” ujar Ruhaya dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.
Dikatakannya juga bahwa manfaat literasi digital, selain meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis serta memahami informasi, juga untuk meningkatkan kemampuan verbal individu. Disamping itu literasi digital juga bisa untuk menambah penguasaan kosa kata individu dari berbagai informasi yang di baca serta meningkatkan daya fokus serta konsentrasi.
Ia juga mencontohkan penggunaan literasi digital pada komunikasi antar guru dan sekolah menggunakan media sosial, mengirim tugas guru maupun tugas sekolah lewat email pembelajaran secara online lewat aplikasi atau web dan mencari bahan ajar dari sumber terpercaya di internet.
“Literasi digital juga diperlukan untuk menyelesaikan tugas sekolah dengan membuka situs situs edukasi yang terpercaya dan melakukan penelusuran dengan menggunakan browser,” imbuhnya.
Dijelaskannya juga di Indonesia marak literasi digital mulai tahun 2015 hingga sekarang masih banyak hl-hal baru yang perlu dipelajari untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat. “Belajar itu tidak pernah selesai. Di masa pandemi ini kita masih bisa berinteraksi melalui zoom, google meet dan lain lain, mau tidak mau,suka tidak suka harus dipelajari meskipun pada sebagian orang awalnya berat memang, tetapi dengan belajar pasti akan mendapat manfaatnya.”
Di samping itu ada sejumlah tantangan dalam proses literasi digital di masyarakat. Semakin derasnya arus informasi yang banyak, kita harus memilih konten yang positif dan meninggalkan konten negatif, berita hoax. Karena konten-konten seperti ini sangat meresahkan warga digital di zaman sekarang ini.
Ia juga mengingatkan keterkaitan antara literasi digital dan tiga pilar Ki Hajar Dewantara. Yaitu “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa Tut Wuri Handayani. Yang artinya di depan seorang pendidik harus memberi teladan yang baik di tengah atau di antara murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan”.
Selain Ruhaya, pembicara lain yang hadir dalam webinar literasi digital ini adalah Nurul Amalia, Pramugari Saudi Airlines, Digital Content Creator dan Forex Trader, Ilham Faris, Digital Strategist, Marizka Juwita sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.