Pakar Ingatkan Email Rentan Diserang Kejahatan Siber
Maluku Tengah – Semakin banyaknya pengguna internet berbanding lurus dengan bertambahnya pelaku kejahatan siber. Alek Iskandar, Managing Director – IMFocus Digital Consultant, mengatakan pengguna internet yang menjadi korban kejahatan siber ialah pengguna yang tidak melek digital dan tidak memahami literasi digital.
Salah satu bentuk kejahatan siber adalah phising. Kejahatan ini ditujukan untuk mencuri data seseorang melalui internet. Modusnya dengan memancing korban untuk memberikan informasi secara sukarela tanpa disadari. Misalnya, pelaku mengaku bagian dari suatu institusi seperti bank dan meminta korban untuk mengisi formulir melalui website palsu yang mirip dengan aslinya.
“Sebesar 32 persen pencurian data dilakukan dengan teknik phising. Di tahun 2020 saja, terdapat 160 ribu website phising dan angkanya terus bertambah. Pada phising ini umumnya bertujuan untuk mengambil uang,” papar Alek, saat berbicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (13/7/2021).
Ia menyampaikan, target korban paling sering diserang umumnya dengan mengambil akses email, kemudian masuk ke bagian media sosial dan keuangan, seperti Ovo dan Gopay. Alek memaparkan ada 4 jenis phising. Pertama, email phising, ketika penjahat ini menggunakan email untuk meyakinkan korban dan memberikan informasi. Kedua, massive phising, penjahat memanfaatkan software untuk mengirimkan ribuan email ke calon korban secara acak. Ketiga, whaling phising yaitu ketika penjahat menargetkan korban yang memiliki kedudukan penting, seperti pengusaha, direktur, dan manager perusahaan. Keempat, yaitu web phising di mana penjahat memanfaatkan situs palsu yang mirip dengan situs untuk tujuan mencuri data pribadi korban.
Menurut Alek, agar kita tidak tertipu atau menjadi korban kejahatan phising ini, kita harus mengetahui bagaimana proses pelaku menjalankan aksi ini. Pertama, pelaku akan memilik calon korban. Kedua, pelaku menentukan tujuan phising Ketiga, pelaku membuat website phising. Keempat, calon korban mengakses website palsu buatan pelaku. Kelima, calon korban mengikuti instruksi kemudian datanya akan dicuri dan dimanfaatkan oleh pelaku.
“Korban yang dipilih pelaku umumnya pengguna dompet digital, nasabah bank, dan pengguna social media. Pelaku menentukan tujuannya dalam melakukan tindak kejahatan siber, ada yang untuk finansial ataupun iseng saja,” jelasnya.
Untuk menghindarinya, kita harus mengedukasi diri dan orang lain. Caranya dilakukan dengan mengakses atau membaca informasi penting melalui sumber yang kredibel. Selalu mengecek pengirim email. Jangan asal klik link website, ada kemungkinan website tersebut palsu. Memastikan keamanan website yang diakses menggunakan https. Waspada ketika dimintai data pribdai, kita dapat memastikan dengan melakukan konfirmasi ke pihak terkait. Cek akun online secara rutin. Menggunakan two factor autentchication dan menggunakan antivirus untuk mencegah malware.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (13/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Rahmat (Consultant of Community & Fotography), Marion Erwin Dien (Dosen Teknik Informatika Poltek & CEO X3-Tech), dan Ichal Muhammad.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.