UMKM Perlu Segera Beradaptasi Ditengah Pandemi Agar Survive

0

Manggarai NTT – Pandemi Covid-19 tidak hanya meluluhlantakkan kondisi kesehatan masyarakat di seluruh dunia, namun juga perekonomian ikut terpuruk. Salah satu yang ikut merasakan dampak dari kondisi ini adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Terutama bagi mereka yang berada di daerah-daerah pelosok sangat terpukul dengan kondisi sulit seperti saat ini. 

Kondisi pandemi membuat masyarakat yang tadinya berbelanja secara langsung ke toko membuat mereka menghentikan kegiatan tersebut. Pasalnya pemerintah melarang segala bentuk kegiatan tatap muka karena potensi penularan virus semakin besar. Untuk itu saat ini marketplace tengah digandrungi karena memudahkan masyarakat dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Ini menjadi salah satu alasan UMKM mengalami penurunan daya beli di masyarakat. 

Sebelum terjadi pandemi, tingkat konsumsi belanja masuk ke urutan terakhir. Namun ketika pandemic terjadi, tingkat konsumsi menjadi utama. Akan tetapi yang dibelanjakan adalah barang-barang yang dibutuhkan. 

“Masyarakat cenderung belanja kebutuhan yang membuat mereka sehat. Misalnya vitamin, masker, sanitizer dan sebagainya. Lalu UMKM yang menjual pakaian menjadi tidak laku pastinya,” papar Didiet Maulana selaku Edukator Wirausaha dalam kegiatan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (18/6/2021).

Didiet mengatakan di saat seperti ini agar UMKM dapat bertahan yakni mampu menghubungkan produk dengan apa yang sedang dibutuhkan masyarakat saat ini. “Saya yang tadinya jualan baju untuk ke pesta, berubah haluan menjual masker dan sanitizer. Sekarang membuat baju yang setidaknya nyaman dipakai meski melakukan aktivitas dari rumah saja,” tutur pemilik brand IKAT Indonesia ini. 

Masyarakat dijelaskan langsung oleh Didiet saat ini harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Menurutnya, hidup itu 10 persen adalah apa yang terjadi pada seseorang. Tetapi 90 persen adalah bagaimana seseorang merespon keadaan tersebut. 

“Semuanya sedang merasakan hal yang sama. Keterpurukan, susahnya berjualan dan bertahan di kondisi seperti ini. Tetapi janga sampai lupa bahwa kita dihadapkan dengan dua pilihan. Mau terus menerus bersedih atau mengubah pola pikir dan cara berjualan kita,” kata dia. 

Masyarakat Indonesia saat ini sudah bergantung pada internet. Hampir 74 persen sudah menggunakan media sosial. Dengan jumlah penggna yang tinggi tersebut tentunya banyak peluang yang bisa dilakukan di dunia digital. 

“Mengubah tempat jualan yang tadinya offline menjadi online. Menjadi seorang pengusaha harus bisa berdiri di dua titik. Optimisme dan putus asa. Ini adalah salah satu tahap untuk mengenal diri kita sendiri. Sejauh mana kita mau berjuang untuk mengenal diri sendiri. Sejauh mana kita bisa berjuang untuk itu. Lakukan apa yang kita suka, bukan suka karena keuntungannya.”

Didiet juga membagikan beberapa ide agar mudah beradaptasi di era digital seperti saat ini, yaitu dengan membuat produk yang demandnya ada, kemudian memasukkan unsur karakter brand ke produk tersebut. Selanjutnya kreasi tanpa batas dengan mengambil kesempatan ketika semua orang sedang banyak menghabiskan waktu di rumah, dengan menghadirkan produk yang membuat mereka semakin semangat untuk berkegiatan di rumah. 

“List down produk yang masih ada dan tetap ada demandnya. Hal ini membuat kreatifitas tetap tersalurkan namun produknya ada demandnya. Sehingga bisnis bisa sustainable. Ingatlah mengapa kamu memulainya,” tutup Didiet. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Christ Jatender (Kaprodi Tekhnik Informatika STTI STIENI), Boy Clemens (Musisi/ Ketua Anak NTT Bermusik Independen), Dr. Maksimus Regus (Dekan Fakultas), dan Masra Suyuti (Key Opinion Leader seorang Lifestyle Content Creator.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *