Headlines

Ketahui 10 Ciri Berita Hoaks, dari Sumber Anonim Hingga Rawan Putar Balikkan Fakta

Halmahera Utara  -semua informasi yang ada di dunia digital dapat dipastikan kebenerannya. Untuk itu penting menahan diri, tidak asal membagikan kembali dan memercayai informasi tersebut.

Itu juga yang ditekankan oleh podcaster 30 Degree Media Network, Fajar Sidik.

Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Jumat (3/9/2021), Fajar menekankan pentingnya perbedaan antara hoaks atau berita palsu, dengan berita yang faktual.

“Hoaks itu berita bohong yang tidak benar dan tidak jelas berita ini dibuat dan disampaikan oleh siapa,” kata Fajar Sidik lebih lanjut.

Beberapa ciri hoaks di antaranya adalah informasi yang disampaikan bernada emosional. “Entah itu membuat marah, takut atau menjadi bingung seperti misalnya banyak konten hoaks tentang vaksin. Emosi kita dimainkan dengan berita vaksin tersebut,” tambah Fajar.

Selain itu hoaks biasanya tidak memiliki sumber yang jelas. Ketiga, hoaks umumnya mengandung perspektif yang mengarah pada target hoaks. “Ini biasanya dilakukan untuk menyerang lawan politik atau oposisinya.”

Ciri lainnya, hoaks kerap mencatut nama tokoh terkenal. Padahal bisa jadi tidak ada sangkut pautnya.

Hoaks bisa terkesan memberi dukungan pada satu hal dan keenam, hoak kerap mengandung judul yang provokatif. “Judul berita biasanya klik bait dan mengundang kita untuk mau membuka berita tersebut.”

Tak jarang hoaks juga mengandung dan menggunakan istilah kata ‘sok ilmiah’. Tujuannya, kata Fajar, agar pembaca merasa yang membuat berita bohong tersebut adalah orang yang cerdas dan bisa dipercaya.

Ciri yang juga bisa dikenali adalah hoaks bisa memutarbalikkan fakta. Selain itu, hoaks mencatut foto dengan narasi tak sesuai hingga mengedit dan membuat ilustrasi sesuai agendanya; dan terakhir, hoaks dibagikan oleh platform atau akun yang tidak memiliki kredibilitas.

“Hoaks biasanya meminta kita menyebarkan informasinya. Ini membuat penyebaran hoaks tidak bisa dikendalikan. Untuk itu saat melihat berita dengan indikator tersebut, kita periksa dulu, kalau berita itu hoaks, jangan sebarkan,” pungkas Fajar Sidik.

Selain Fajar Sidik, narasumber lain yang hadir dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara adalah seorang pekerja IT RS Anggrek Mas Randy Mandala Putra, Ketua Genpi Maluku Utara Sofyan Ansar dan Marizka Juwita.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *