Ketahui 3 Jenis Hacker di Ruang Digital

0

Kupang  -Perkembangan teknologi saat ini sangat banyak manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari. Banyak sekali inovasi teknologi yang hadir di tengah masyarakat yang bisa memudahkan kita memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hadirnya teknologi juga memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari manusia. Hampir dapat dipastikan setiap orang kini juga telah bergantung dengan teknologi. Pasalnya, setiap hari kita memerlukan teknologi untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Banyak manfaat dari perkembangan teknologi digital, juga membuka peluang terjadinya kejahatan online. Tidak jarang ada oknum yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk melakukan tindak kejahatan atau yang biasa disebut dengan cyber crime.
Menurut DR.Aripin dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis 16 September 2021, istilah cyber crime kerap terdengar seiring semakin pesatnya perkembangan digital. Cyber crime adalah tindak kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet sebagai sasaran.
“Salah satunya ada hacking yaitu tindakan untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputer atau jaringan komputer baik untuk membayarkan sistem maupun mencuri informasi sensitif,” ujar Aripin dalam webinar yang dipandu oleh Jhoni Chandra ini.
Lebih lanjut, kata Aripin, ada banyak jenis serangan hacking yaitu Website hacking, Network hacking, Email hacking, Ethical hacking, Password Hacking dan Computer hacking. Pelaku hacking sendiri biasa dinamai Hacker. Ada tiga jenis hacker yaitu white hat hacker dan black hat hacker serta grey hat hacker.
“Kebalikan dari white hat hacker dia sering melakukan kejahatan,peretas, yang akan mengambil keuntungan bagi mereka,” bebernya.
Para Hacker saat bekerja memiliki timeline yang pertama adalah mencari informasi sistem yang akan diretas. Ia mencari dulu data melalui internet, kemudian baru melakukan penyusupan, penjelajahan dan akhirnya keluar dan menghilangkan jejak.
“Perancangan sistem pengaman kunci dasar menghindari hacking. Untuk itu setiap pengguna internet mencegah hilangnya data dan masuknya hacker. Jangan sampai sudah terjadi baru kita bertindak,” jelasnya.
Yang juga harus diingat terkait kejahatan digital ini adalah lebih baik menghindar daripada mengobati. Dan jangan sampai terpancing oleh iming-iming hadiah dan jangan sembarangan menyebarkan data ke sosmed ataupun membukan link dari email yang masuk dan meminta data-data sebab data ini merupakan hal yang penting bagi kehidupan sehari-hari kita.
Ada banyak alasan hacker melakukan hacking diantaranya adalah thrill seekers, Organized Crime yang dilakukan oleh komplotan, Terrorist Groups dan Nation-State.
Setelah mengetahui hal-hal terkait hacking ada baiknya kiya juga mengetahui cara menghindari hacking. Di antaranya adalah jangan membagikan data pribadi ke sembarangan pihak. Atau juga bisa dengan menggunakan VPN {virtual private network}, matikan jaringan wi-fi dan bluetooth ketika tidak digunakan. Serta gunakan jawaban pertanyaan keamanan palsu, aktifkan enkripsi pengamanan informasi disk penuh pada perangkat, gunakan password yang kompleks dan jangan gunakan password yang sama untuk semua akun.
“Misal punya dua HP jangan memakai password yang sama di setiap akun. Dan periksa perijinan aplikasi sebelum di install,” katanya.
Selain Aripin, juga hadir pembicara lain yaitu Josephine Brightnessa, Marketing Manager Digital App, Merry Loise Y.Kolimon, Ketua Majelis Sinode GMIT dan Bunga Harum Dani sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *