Jeruk Kintamani Mampu Berbuah Diluar Musim Dengan Metode Induksi Bunga

0

Bangli – Petani Jeruk siam “Dana Pertiwi” di Desa Belancan, Kintamani, Bangli didorong mampu memproduksi buah di luar musim agar kontinyuitas produksinya berkesinambungan.

Petani juga didorong mampu memahami dan mampu mempraktekkan cara budidaya jeruk yang baik dan benar untuk meningkatkan kualitas.

Dorongan tersebut disampaikan oleh tim peneliti dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa yang terdiri dari Ir. Ni Komang Alit Astiari, M.Si., Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si dan Ir. I Nengah Suaria, M.Si saat melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Kintamani pada Sabtu (8/5).

Menurut Ketua Tim PKM Ir. Ni Komang Alit Astiari, M.Si, kontinyuitas suplai buah yang tidak berkesinambungan dapat diatasi dengan menerapkan metode induksi bunga agar tanaman jeruk Siam berbuah di luar musim atau tanaman dapat diatur agar berbuah berjenjang sepanjang tahun.

Syarat utama keberhasilan penerapan metode induksi bunga agar tanaman dapat diatur berbuah sepanjang tahun dan berprooduksi di luar musim adalah pada saat aplikasi induksi pembungaan tanaman harus dalam keadaan sehat, vigor dan pertumbuhannya baik.

“Hal tersebut diperoleh dari pemeliharaan yang baik pada periode panen raya melalui pemupukan berimbang dengan dosis yang tepat disertai dengan melakukan penjarangan buah dan melakukan panen buahn pada saat yang tepat atau saat masak,sehingga setelah panen raya tanaman sehat dan sewaktu-waktu siap diberikan perlakuan induksi bunga untuk memproduksi di luar musim” kata Alit Astiari.

Alit menyampaikan metode yang digunakan untuk induksi pembungaan dan pembuahan dengan kombinasi pupuk KNO3 40 g/pohon ditambah dolomit 300 g/pohon, ZnSO4 10 g/pohon, paklobutrazol 2 g/l/pohon dan pupuk mikorisa 500 g/pohon. Penerapannya harus disertai dengan pemangkasan tunas air, pemangkasan ranting mati serta daun dan ranting ternaungi, diikuti pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, dan berbagai pemeliharaan lainnya untuk menjamin pohon tetap sehat.

Desa Belancan sebagai sentra produksi jeruk, memiliki berbagai potensi unggulan untuk pengembangan agrowisata. Letak Desa Belancan sangat strategis dengan hamparan kebun menghijau, bentang alam yang unik, aksesibilitas mudah dicapai, dan dekat dengan pusat-pusat kegiatan pariwisata. Selain itu, desa ini memiliki panorama alam indah dengan view mengagumkan, udaranya bersih, sejuk, dan segar. Keberhasilan peningkatan kualitas dan kontinyuitas buah dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung pengembangan Desa Belancan sebagai obyek agrowisata berbasis jeruk.

Ketua kelompok tani Dana Pertiwi, I Nengah Kanggo mengaku bersyukur atas penyuluhan dan demontrasi plot yang diberikan oleh Fakultas Pertanian Unwar. Penyuluhan dan demontrasi plot menambah pengetahuan anggota kelompok tani khususnya generasi muda.
Ia menuturkan bahwa selama ini belum pernah melakukan teknik untuk memproduksi buah di luar musim. Kendati demikian, melalui penyuluhan dan pendampingan yang diberikan Fakultas Pertanian Unwar, pihaknya berharap anggota kelompok tani “Dana Pertiwi” mulai mempraktekkan teknik untuk meningkatkan kualitas buah serta mencoba mempraktekkan teknik pembuahan di luar musim.
“agar tanaman jeruk berbuah terus menerus, sehingga nantinya terjadi peningkatan nilai tambah dan pendapatan dari budidaya tanaman jeruk” harap Kanggo.

Saat ini ketersediaan buah jeruk Siam di Desa Belancan bersifat musiman. Pada saat panen raya atau disebut saat musimnya (on-season) tanaman menghasilkan buah banyak, tetapi saat di luar musimnya tanaman tidak berbuah sehingga petani tidak menghasilkan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *