Headlines

Mengenal Hopin, Zoom dan Viding

Lombok Tengah- Berbagai fasilitas kemudahan berkomunikasi dan mengekresikan diri diberikan oleh perkembangan dunia digital saat ini.  Kehadiran internet membuat masyarakat bisa berbagi konten atau informasi ke berbagai tempat. Namun dibutuhkan sikap yang tepat dan perilaku yang positif agar lingkungan internet tetap kondusif.

Hal tersebut penting lantaran informasi yang ada di internet bisa dimanfaatkan oleh siapa pun dan dari sumber di internet yang sangat banyak dan beragam.

Hal ini juga yang dibahas pada Webinar Literasi Digital yang digelar Kemenkominfo dan Siberkreasi di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada Senin 21 Juni 2021. Hadir sebagai pembicara dalam webinar yang dimoderatori oleh Kika Ferdind ini adalah Alki Adi Joyo Diharjo, CEO Viding, Andhika Kurniawan, Indonesia 1# Business Coach & Author, Robby Sukmana, S.Kom Programer Diskominfo Lombok Tengah, Khairul Imtihan, S.Kom, M.Kom, Ketua STMIK Lombok dan Keyo Opinion Leader Chika Mailoa.

Menurut Alki, dalam paparangnya tentang Stay Productive dan Creative selama Pandemi.

“Pandemi belum ada kepastian berakhir, banyak penelitian mengatakan ini aka nada terus dan kita harus memanagenya dengan baik agar tetap selamat. Masa ini memberi kompleksitas dan kadang memberi kita ragu mau ngapain, mau jalan kemana, khususnya UMKM bingung. Pertanyaannya akankah kita hanyut atau beradaptasi?” ujar Alki.

Cara kita memandang sebuah masalah agar dari masalah itu menciptakan solusi yang berrmanfaat untuk kita dan lingkungan. Sebelum mencapai ke solusi kita harus melaku jembatan yaitu adaptasi.

“Contohnya rapat daring, dirasa sangat bermanfaat untuk mencapai peserta yang lebih luas. Ini  bentuk adaptasi dunia kerja dalam pandemi.

 Kita harus mampu melalui jembatan itu yaitu adaptasi, jangan menerima aja. Setiap masa ada jatuhnya juga seperti saat ini. Sejarah dulu juga membuktikan ada suatu adaptasi baru untuk melalui jembatan hingga mencapai solusi.

Saat ini teknologi dan internet adalah salah satu tools melalui jembatan beradaptasi di masa pandemi. Alki juga mengatakan ada 3 platform yang memanfaatkan momentum car beradaptasi saat pandemi yaitu Hopin, Zoom dan Viding, meski masih banyak yang lainnya.

“Ini bisa dimanfaatkan secara gratis gampang lewat gadget. Hopin star up berbasis di London untuk manajemen virtual event, Zoom adalah aplikasi untuk berkomunikasi banyak orang, menggelar seminar, rapat dan lainnya, sedangkan Viding yang sebelumnya platform digital pariwisata saat ini yang kami develop Juni 2020, viding manajemen adalah untuk hybrid dan virtual wedding,” ujar Alki.

Jadi orang yang tadinya nikah bingung tamu terbatas, kami memberi solusi memberi fasilitasi itu dengan menghadirkan segala yang terkait urusan wedding mulai dari undangan sampai live streaming. Di 2021 kita tumbuh 5 kali dibanding 2020. Cash flow berhasil positif dan sudah profitable dan ini diluar dugaan lain. Dan banyak platform lain yang berkibar missal tokopedia dengan belanja online.

Sementara itu Andhika pembicara lain berbagi tentang cara memilih investasi online. Diantaranya melihat investasi yang menawarkan keuntungan yang wajar. “Keuntungan yang wajar itu 10-20 persen untuk invstasi, jika lebih 20 atau bahkan 50 persen harus hati-hati karena banyak sekali investasi bodong atau abal-abal,” jelas Andhika.

Selain itu kita harus memilih legalitas perusahaan yang jelas semisal ada kantor yang nyata, bisa didatangi kantornya, juga skema investasinya jelas dan prdouknya juga jelas.

“Banyak juga investasi yang seolah-olah padahal MLM, misalnya kita tidak dapat reward jika tidak mendapatkan member dan hati-hati dengan hal itu,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan jenis investasi online yang relative aman yaitu Saham (Ajaib, Indodax), Forex (Octa FX dan Reksadana (Bibit. OVO Invest).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *