Headlines

Pahami Kalimat di Medsos Secara Konteksnya

Lombok Timur- Perkembangan teknolodi digital saat ini sangat luar biasa dan berimbas pada bermacam sektor termasuk setor ekonomi, sosial dan budaya. Dunai digital masuk ke media sosial dengan begitu setiap orang bisa berinteraksi dengan teknologi digital dsn didi budaya beralih ke budaya digital.

Hal itu dikatakan oleh Merdana, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 1 Montong Gading Lombok Timur dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Senin 23 Agustus 2021.

Dikatakan Merdana, saat ini anak-anak bisa melihat dan mendegarkan dongeng lewat youtube. “Youtube menggantikan dongeng tradisional. Begitupun siis ekonomi dan pekerjaan dengan makin banyak pekerjaan yang sejatinya difasiliasi oleh teknologi digital,” ujar Merdana dalam webinar yang dipandu oleh Kika Ferdind ini.

Dari seluruh penetrasi teknologi digital itu, tambah Merdana, ada satu yang jadi fokusnya adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar. “Di semua lini kehidupan di era digital, kita harus bijak memilih kata untuk menjadi konten ataupun unggahan di dunia digital khususnya media sosial karena pilihan kita kata yang digunakan akan berimbas pada apa yang akan terjadi di kemudian hari,” katanya

Ia juga mengatakan dampak dari komunikasi digital terhadap kita dan pegguna lain sangat besar, mau positif atau negatif tergantung pilihan kita mana yang kita pilih.

Selain dampak positif, dunia digital juga ada dampak negatifnya. Salah satu dampak negatifnya adalah pengguna medsos menjadi kurang fokus mengetik karena terburu-buru ingin eksis dengan cepat merespon. 

“Asal cepat sehingga kurang fokus dan hal ini  berbahaya karena bisa mengakibatkan respon kurang kontrol dan kurang perhatian, belum di cek sudah dishare. Untuk itu ingat selalu untuk mengecek dulu sebelum dikirim sebab yang dikirimi kadang belum mampu memahaminya,” katanya.

Untuk itulah, lanjutnya kuncinya adalah kemampuan kita memahami bahasa kita di medsos. Yang harus diingat juga adalah bahasa itu tergantung komunitasnya untuk memilih kata-katanya. Namun begitu meski dalam komunitas sendiri, bahasa yang digunakan mudah dipahami tetapi belum tentu saat masuk ke dunia global. 

“Bahasa dalam komunitas bisa kurang dipahami dalam dunia global dan parahnya malah bahasa komunitas bisa berarti negatif saat dipakai di dunia global,” bebernya.

Disamping itu fungsi bahasa juga sebagai identifikasi diri. Dalam artian bahasa bisa menunjukaan siapa orang yang berbicara. “Di medsos bisa kita lihat kalau berbahasanya baik maka kita bisa cerna orang itu bagaimana.”

Ia juga mengatakan bahwa kalimat itu harus dipahami secara konteksnya. Semisal di masing-masing daerah yang maknanya menjadi berbeda bila diterapkan di daerah lain. Ada berapa pemahaman ilmu bahasa yang sebaiknya dipelajari semisal sintaksis, fonologi, pragmatic morfologi dan etimoloi.

“Hal ini menjadi penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan semisal sejumlah kasus yang marak terjasi yaitu kasus ujaran kebencian terkait kajian sintaksis, susunan kalimatnya dan menjadi kasus besar,” tandasnya.

Selain Merdana, hadir sejumlah pembicara lain yang ikut berbagi wawasan literasi digital yaitu Gebryn Benjamin, Lead Crative Strategi Frente Indonesia, Grace M. Moulina, Head og Marcomm & Evet Dept, dan Sri Rahma Dani sebagai Key Opinion Leader.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *