Keturunan Mpu Tantular Pameran di The Apurva Kempinski Bali

0

Kabardenpasartv – Mpu Tantular penulis naskah kitab Sutasoma pada jaman Majapahit ternyata anak keturunannya di Bali, masih tetap bertahan melestarikan lontar karya -karya agung beliau yang bisa kita saksikan hingga saat ini.

Kalau Anda penasaran silahkan datang di pameran bertajuk ‘Pameran Bhinneka Tunggal Ika Lontar’, di Pendopo Lobby Hotel The Apurva Kempinski Bali, Jalan Raya Nusa Dua Selatan, Sawangan, Nusa Dua, Bali.

Pameran tersebut dibuka secara umum untuk tidak hanya bagi tamu yang menginap di sana dan gratis. Pameran akan berlangsung selama dua bulan kedepan sejak dibuka resmi pada Rabu, 3 April 2024 kemarin.

Di pameran tersebut ada 10 kitab lontar yang bisa Anda lihat langsung dan korek sejarah keberadaanya, isi dan makna yang ternyata berhubungan dengan kondisi saat ini bahkan masa depan.

Adalah Ida Bagus Made Gunawan dan Ida Bagus Agung Gunarthawa, pendiri Samsara Living Museum di Kabupaten Karangsem Bali yang menggelar pameran berharga tersebut, berkolaborasi dengan The Apurva Kempinski Bali.

“Yang dipamerkan selain yang utama adalah lontar Sutasoma sendiri juga ada sembilan lontar lainnya termasuk yang relatif tua ada yang namanya Adiparwa, Arjuna Sasrabahu, itu selesai ditulis oleh leluhur kami pada tahun 1834, jadi hampir 200 tahun, kemudian masih ada 8 lainnya mulai beragam Baratha yudha, Swargarohana Parwa, Putru Saji & Putru Sangaskara, Kidung Tantri dan seterusnya”, urai Ida Bagus Agung Gunarthawa disela acara pembukaan.

Dalam kesempatan ini juga, Ida Bagus Made Gunawan mengatakan kitab Sutasoma sendiri tidak ada yang tahu bertahan kapan ditulis, “Yang pasti pada jaman Majapahit kisaran 1365 – 1389 jadi abad ke 14 kurang lebih”, urai IB Gunawan. Ditambahkannya, bahwa lontar tidak hanya sekedar warisan budaya, tetapi juga panduan untuk menciptakan manusia yang lebih baik dengan tingkat toleransi yang tinggi.

Pada intinya sama yakni konsep Tri Hita Karana, yang Merujuk pada keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, alam lingkungan yang tanpak maupun yang tidak tanpak, imbuh IB Gunawan. Sementara Vincent Guironnet, selaku General Manager The Apurva Kempinski Bali menyambut baik kolaborasi ini.

“Indonesia memiliki kekayaan budaya dan sastra yang sangat berharga, pameran ini sekaligus menjadi bukti cinta terhadap Indonesia dengan mengajak pengunjung untuk membaca lontar dan menggali cerita-cerita pendek serta lengkap yang terkandung di dalamnya”, kata Vincent.

Ditambahkan, Melody Siagian, selaku Direktur Komunikasi Pemasaran The Apurva Kempinski Bali, mengatakan bahwa pameran lontar ini tidak hanya dinikmati para pecinta seni dan budaya, juga termasuk para wisatawan yang menginap di hotel. “Kita sejak tahun 2022 sudah rutin melakukan acara-acara seperti ini. Pameran ini pun meneruskan falsafah hidup yang diwariskan generasi. Jadi, mari selami warisan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,” kata Melody.

Pameran yang menghadirkan lontar kali ini pada intinya ingin memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Bhinneka Tunggal Ika yang masih relevan dalam kehidupan modern saat ini dan nanti, sehingga dapat dipahami dan diterapkan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *