Artis Melanie Subono ; Sebar Aura Positif Meski Follower Kecil Tetap Punya Power

0

Jakarta – Dalam rangka mewujudkan masyarakat indonesia yang paham akan literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bangli, Bali pada 10 Juni 2021.

Hadir sebagai pembicara dalam acara Webinar ini adalah Melanie Subono, Musicians dan Aktivis, Anggie Arieningsih, CEO Tunai Kita, Putu Ira Ulandari, S.Pd,M.Pd, Pengajar SM N 1 Bangli Bali, Novandika D ,ST, M.Kom Kepala Seksi Jaringan Intranet dan Layanan Internet Dina Komunikasi Informatika dan Statistika Provinsi Bali.

Dalam kesempatan ini Anggie Ariningsih, CEO Tunai Kita berbicara tentang bagaimana menggunakan internet untuk melakukan hal-hal positif dan kreatif.

Dalam pengantarnya Anggie mengatakan pengguna medsos aktif di Indonesia sekitar 160 juta orang dan pada umumnya satu orang memiliki dua ponsel. Untuk itu pengaruh negatif dan positif bisa terjadi selama kita berselancar di internet.

“Positifnya internet adalah soal kecepatan dan memungkinkan pertukaran informasi dan data sangat cepat. Sedangkan negatifnya kita lupa berhenti sejenak untuk mempertimbangkan sesuatu yang kita kirim. Karena kita sebetulnya tidak megetahui jelas apakah teman internet kita itu adalah benar orang yang kita maksud atau tidak. Satu-satunya filter yang bisa menangkal dampak negatif medsos adalah diri kita sendiri,” ujar Anggie.

Sedangkan Melanie Subono, artis musikus sekaligus aktivis penggiat media sosial mengatakan banyak hal positif yang bisa dimanfaatkan dengan kehadiran media sosial ketimbang larut dalam hal negatif yang juga mudah sekali merambah di dunia maya.

Melanie mengatakan, selain untuk berinteraksi dengan kolega dan keluarga, media sosial atau medsos bisa dimanfaatkan untuk menebar kebaikan dan menolong orang-orang yang membutuhkan di segala penjuru di Indonesia.  

“Kita bisa memulai gerakan sosial di internet. Seperti Rumah Harapan yang saya bina bersama kelompok masyarakat. Melalui Rumah Harapan, kami mencoba memberi pengaruh dan bantuan untuk orang-orang yang membutuhkan,” kata Melanie.

Saat ini media sosial merupakan sarana komunikasi efektif. Dengan jangkauan internet yang makin luas dan makin banyak pengguna media sosial, pengaruhnya menjadi sangat kuat. “Bahkan bisa melebihi omongan orang tua dan pemuka agama. Kita punya power meskipun follower kita kecil,” kata Melanie.

Untuk itu sebaiknya kita mulai bijak dalam menggunakan media sosial, terutama saat menuliskan komentar.“Dalam hitungan detik kita bisa memuji orang ataupun juga membunuh orang. Siapkah kita pakai medsos. Kalau kita berani mengkritik orang kita harus berani menerima perbedaan. Kuncinya di anak muda.

Begitu bisa menyikapi perbedaan apapun bisa kita raih. Kita harus mencerdaskan otak, hati dan pikiran,” ujar Melanie.  Menurutnya toleransi dan demokrasi harus dipraktekkan di hal-hal kecil.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *