Adaptadi di Era Digital Adalah Keharusan

0

Manokwari – Situasi pandemi yang memaksa orang-orang beraktivitas di rumah membuat masyarakat cepat beradaptasi dengan pemanfaatan teknologi digital.  Salah satu adaptasi yang cepat diadopsi adalah teknologi dalam aktivitas sehari-hari seperti layanan konferensi videoo untuk bekerja, belajar, bahkan menjadi media komunikasi keluarga.

Dalam survei yang dilakukan Aino Indonesia, perusahaan pembayaran elektronik terintegrasi mengatakan terjadi pergeseran pola bekerja dan belajar akan tetap terjadi selama beberapa waktu ke depan meskipun pandemi sudah berakhir.

“Pertanyaan besar untuk kita semua, di kondisi seperti ini hanya ada dua pilihan. Kita memilih hanyut atau beradaptasi?,” tanya Alki Adi Joyo Diharjo, CEO Viding.co saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Kamis (1/7/2021).

Di era digital seperti saat ini, jelasnya, melakukan adaptasi terhadap perubahan menjadi hal yang mutlak. 

Aiki juga menjelaskan, kenapa dibilang adaptasi, kita menggunakan tools yang belum tentu dua tahun ke belakang kita pakai. Kegiatan yang diselenggarakan secara online juga merupakan bentuk adaptasi. 

“Adaptasi adalah sebuah jembatan dari awal kita ada masalah sampai menemukan solusi,” tambahnya.

Jika kita tidak bisa membangun jembatannya, kita akan terus berputar di masalahnya. Tidak ada jalan keluar yang tidak dicari. Begitu pula di masa pandemi seperti ini, banyak upaya yang dikerahkan untuk menemukan titik terang dari masalah virus Covid-19.

Tanpa disadari, solusi yang kita cari sudah ada di sekitar kita. Sudah jadi keseharian kita, yaitu teknologi dan internet. Mungkin sebagian masih menggunakan teknologi dan internet hanya sebatas media sosial dan belanja online.

“Dapat dilihat dengan adanya teknologi dan internet kerjaan tidak terbengkalai, deadline terpenuhi. Ini sangat membantu kita beradaptasi untuk mencari solusi di tengah-tengah masalah pandemi seperti sekarang,” papah Aiki

Mungkin juga lapisan masyarakat dari menengah ke bawah, masih ada  yang belum paham tentang sistem bekerja di era digital ini. Maka dari itu, mari kita bangun jembatan bersama-sama, keluar dari masalah dan bisa beradaptasi dengan bentuk dunia baru.

Demi terwujud selesainya masa pandemi, kita memang harus bergerak dan tidak bisa hanya pasrah. 

“Kita semua harus bisa membangun jembatan tersebut, jembatan adaptasi itu tadi,” ucapnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi menyelenggarakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Webinar kali ini dilakukan di wilayah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Kamis (1 Juli 2021). 

Webinar kali ini menghadirkan pembicara yaitu Richy Hendra (Senior Security Engineer MAXPLUS), Aiki Adi Joyo Diharjo (CEO Viding.co), Achiy Witan (Content Creator), Falke Sakti (Banker), dan Tisa.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *