UMKM Perlu Punya Digital Skills Agar Bisa Bertahan di Era Pandemi
Buleleng – Adaptasi kebiasaan baru terjadi selama pandemi berlangsung. Kebiasaan yang berubah yakni menjaga jarak, interaksi online, hingga bekerja dan belajar dari rumah. Bagi para pelaku usaha, tentu pandemi ini berdampak cukup besar, yakni terganggunya perputaran roda ekonomi yang mengarah pada penurunan penghasilan.
Rio Mulyono seorang Direktur Utama PT Andara Lintas Indonesia mengungkapkan, efek pandemi ini mengakibatkan kita beralih ke dunia digital. Hal ini juga meningkatkan pengguna internet di Indonesia hingga 202,6 juta orang. Peningkatan ini selaras dengan penggunaan perangkat digital seperti smartphone. Di masa ini penting untuk kita memahami dan memiliki digital skills.
Digital skills merupakan kemampuan seseorang dalam memahami, memanfaatkan, dan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital di berbagai sektor, termasuk sektor teknologi.
“Berkembangnya teknologi ini menciptakan perubahan perilaku. Ada dan tidaknya pandemi kita tetap harus beradaptasi dengan digital skills,” ujarnya dalam Webinar Literasi DIgital wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (10/8/2021).
Ia mencontohkan perubahan yang terjadi, seperti perilaku masyarakat sebelum pandemi belanja secara langsung ke pasar, supermarket, mall. Sekarang ini, dengan adanya pandemi kita belanja melalui online. Para pelaku usaha juga harus beralih ke dunia digital dan mengerti digital skills. Adanya e-commerce dan marketplace menjadi solusi pelaku usaha dalam memanfaatkan dunia digital.
Transaksi pembayaran pun bisa diubah menggunakan m-banking, dompet digital, yang membuat kita sebagai pelaku usaha jadi lebih memudahkan pembeli untuk bertransaksi selama pandemi tanpa harus ke luar rumah.
“Masa pandemi ini dimanfaatkan sebagai waktu untuk mengembangkan usaha. Pada saat ini kita bisa menggunakan platform digital untuk mengenalkan produk Indonesia,” tambah Rio.
Kelebihan dari teknologi digital tentu memudahkan kehidupan kita, di antaranya lebih aman di masa pandemi karena tidak berinteraksi langsung, efisien secara waktu dan biaya, dan fleksibel karena bisa dilakukan di mana pun. Kemudian juga, dalam dunia usaha jangkauan dengan memanfaatkan teknologi digital semakin luas, bahkan bisa menapaki pasar internasional.
Meski hal-hal yang berbau digital ini semakin canggih, tetapi ia juga memiliki kekurangan, yakni jaringan internet harus stabil, minimnya interaksi langsung, dan pergerakannya yang sangat cepat berubah bahkan dalam hitungan jam.
Skills yang mendukung dalam usaha jual beli di masa pandemi sangat banyak. Akan tetapi, agar mempermudah minimal kita mampu menguasai, platform komunikasi digital, memahami cara menggunakan media sosial, pengetahuan mengenai digital marketing, pengetahuan transaksi digital melalui dompet digital.
Ada tidaknya pandemi kita harus menguasai digital skills. Karena, di belahan dunia lain sudah menerapkan teknologi serba digital. Agar tidak ketinggalan, maka kita harus menguasainya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (10/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Sofia Sari Dewi (Designer), I Nyoman Gede Remaja (Dekan Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti), dan Nard GEISHA (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.