Jangan Gunakan Wifi Umum Jika Ingin Melakukan Transaksi

0

Lombok Tengah – Perkembangan dunia digital yang kian pesat dirasakan sangat membantu banyak sisi kehidupan manusia salah satunya sisi transaksi digital yang terus bertumbuh. Ini terlihat dari data transaksi digital yang terus bertumbuh. 

Ika Febriana Habiba, CX manager PT Digital Tunai Kita menjelaskan bahwa transaksi digital banking di Indonesia pada April 2021 mencatat sebanyak 572,8 juta. “Data sebanyak ini jika dikonfersikan volume transaksinya senilai 3,114 triliun,” ujar Ika saat berbicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin 9 Agustus 2021.

Dijelaskannya juga bahwa transaksi digital adalah transaksi yang dilakukan melalui jaringan internet tanpa tatap muka dengan pembayaran tanpa uang (cashless). Contoh dulu kalau misalnya mau beli tiket kereta api harus ke stasiunnya sekarang kalau mau mudik mau naik kereta kita bisa dari handphone aja lewat aplikasinya.

Banyak keuntungan yang dapat kita peroleh dari transaksi digital. Diantaranya adalah praktis dapat digunakan kapan saja dan dari mana saja. Selain itu dengan transaksi digital arus keuangan juga lebih terpantau dengan sisteman transaksi yang lebih aman. Yang tak kalah menguntungkannya adalah sejumlah promo dalam bertransaksi dan sejumlah promo pembayaran.

Di samping banyak kelebihan, ada juga sisi kekurangannya yaitu tidak dapat langsung mengidentifikasi produk yang dibeli. Selain itu transaksi digital juga memiliki potensi kejahatan cyber dan potensi lonjakan transaksi konsumtif yang tidak dibutuhkan.

Untuk itu kita harus mengetahui cara-cara bertransaksi digital dengan aman dan mudah. Salah satunya adalah menghindari penggunaan Wi-Fi di ruang publik khususnya saat bertransaksi keuangan. Selain itu jika ingin berbelanja online, carilah situs yang sudah terpercaya dan secure.

“Jangan memberikan akses login dan password (platform belanja online atau aplikasi keuangan) ke orang lain dan gunakan password yang berbeda untuk setiap aplikasi yang kita miliki,” sarannya.

Yang juga penting adalah jangan memberikan nomor OTP ke orang lain dan juga perlu mengaktifkan notifikasi dari platform belanja online atau aplikasi keuangan. Dan jangan lupa untuk mengatur limit transaksi keuangan dan terakhir adalah jangan segan-segan melaporkan jika menemukan transaksi yang mencurigakan.

Soal keamanan di ruang digital ini juga dibahas oleh pembicara lain, Amir, ketua PGRI Kabupaten Lombok Tengah, yang menekankan pada sisi keamanan digital bagi anak-anak di dunia maya.

Menurut Amir, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan agar tercipta dunia digital yang aman untuk anak. “Yang harus mendapat perhatian pertama-tama adalah berkomunikasi dengan terbuka kepada anak-anak. Upayakan komunikasi jujur dan terbuka dengan anak tentang cara dan temani interaksi mereka di dunia maya. Pastikan anak paham bahwa interaksi dunia maya pun harus dilakukan dengan baik dan sopan,” ujar Amir.

Selain itu sebagai orang tua kita bisa memanfaatkan fitur perlindungan teknologi. Pastikan perangkat yang digunakan anak telah menggunakan peranti lunak dan program anti-virus terbaru, dengan pengaturan lokasi diaktifkan matikan atau tutup iwebcam jika tidak sedang digunakan. Untuk anak usia muda terdapat fitur pengendalian orang tua, termasuk pencarian aman (safesearch).

Agar setiap akses anak-anak aman dan positif, berhati-hatilah terhadap sumber belajar daring yang menawarkan akses gratis. Jangan berikan foto dan nama lengkap anak karena platform tidak meminta itu.

“Temani anak saat mengakses internet dengan menciptakan kegiatan interaksi dengan teman, keluarga atau orang tua sendiri dengan anak. Pada masa seperti ini rasa keterhubungan sosial sangat penting. Inilah peluang bagi orang tua mencontohkan sikap baik dan empati dalam interaksi virtual.

Anak juga perlu dibantu untuk mengetahui dan menghindari bentuk-bentuk informasi serta konten yang tidak sesuai dengan usianya, yang mungkin membuatnya semakin cemas. Serta ajarkan anak untuk tetap berperilaku baik di dunia maya

“Contohkan dan pantau perilaku positif di dunia maya dan saat melakukan panggilan video. Ingatkan anak untuk selalu bersikap baik terhadap teman sekelas, mengenakan pakaian yang pantas dan untuk tidak bergabung dalam panggilan video dari kamar tidur.”

Selain itu  berikan anak ruang untuk berkreasi dan mengekspresikan diri karena berada di rumah bisa memberikan kesempatan baik bagi anak untuk bersuara di dunia maya, mengungkapkan pendapat dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

Selain Amir dan Ika, juga hadir pembicara lain yaitu Hendrik Setiodithyo, The Head of Marketing the Goods Dept dan Guntur Nugraha sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *