Perhatikan Jejak Digital dengan Metode THINK, Apa Itu?
Mamberano Tengah, Papua – Berselancar di dunia digital memang menyenangkan, tapi tahukah kamu bahwa apa pun yang dilakukan di dunia digital dapat menyisakan jejak digital?
Dikatakan desainer sekaligus pegiat media sosial Sofia Sari Dewi, jejak digital adalah data yang muncul ketika seseorang menggunakan internet di perangkat komputer atau laptop, ponsel pintar, dan lainnya.
Ada dua macam jejak digital yaitu jejak digital pasif dan jejak digital aktif
“Pasif itu jejak digital tanpa sadar ditinggalkan seperti alamat IP, riwayat pencarian dan lokasi browsing. Sementara jejak digital aktif adalah jejak disengaja dibagikan pengguna supaya terlihat di publik seperti alamat email, postingan di blog dan status di media sosial lain,” kata Sofia.
Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Mamberano Tengah, Papua, Kamis (12/8/2021), Sofia menekankan pentingnya meninggalkan jejak digital yang baik di dunia digital agar tidak merugikan diri dan orang lain di kemudian hari.
Kata Sofia, setidaknya ada lima trik meninggalkan jejak digital baik. Lima trik tersebut dirangkum dalam kata THINK , yang dalam bahasa Indonesia berarti pikir.
Dijelaskan lebih lanjut, THINK terdiri dari;
1. T berarti True, apakah yang dibagikan sesuai fakta atau hoaks
2. H dari kata Helpful atau berarti apakan unggahan bermanfaat atau tidak bagi orang lain
3. I untuk Information atau apakah informasi yang dibagikan valid dan bisa dipertanggungjawabkan
4. N untuk Needed atau apakah informasi yang diberikan diperlukan oleh masyarakat
5. Dan K untuk Kind atau apakah jejak digital yang dibagikan sopan dan bijak, atau tidak sama sekali
Andai itu semua diabaikan, ggg khawatir pengguna digital akan mengalami kerugian-kerugian akibat jejak digital yang kurang bijak.
Beberapa masalah umum yang biasa terjadi akibat jejak digital yang buruk adalah pertama, reputasi profesional bisa rusak.
“Biasanya perusahaan mempertimbangkan pelamar kerja dari jejak digital dan bisa menimbulkan pencemaran nama baik,” kata
Kedua, jejak digital yang buruk dapat mengakibatkan digital exposure atau risiko seseorang yang tidk dikenal bisa mengakses data pribadi.
Ketiga, jejak digital yang kurang bijak juga bisa memancing pelaku kejahatan digital melakukan pencurian perbankan hingga phising.
“Untuk itu penting memiliki kemampuan literasi digital yang baik,” pungkasnya.
Selain Sofia Sari Dewi, hadir pula narasumber-narasumber kompeten lainnya yaitu Agus Jamiatul, Kepala Lab Fisika Rahman dan influencer Guntur Nugraha.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.