KUTA- Melindungi Pekerja Migran Indonesia dari ujung rambut sampai ujung kaki menjadi komitmen nyata Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Mataram, Nusa Tenggara Barat. Komitmen ini berbuah penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia, H. Tjahjo Kumolo dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) bertajuk “Sinergi dan Kolaborasi Menuju Gerakan Aksi Lindungi PMI” di The Stones Hotel, Bali, Kamis (4/11) pagi.
Pemberian penghargaan ini bersamaan dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) antara Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani dengan 6 pimpinan daerah, yakni Bupati Solok, Epyardi; Walikota Bima, Muhammad Lutfi; Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri; Bupati Blora, H. Arief Rohman; Bupati Sumbawa Barat, H. W. Musyafirin, yang diwakili oleh Amar Nurmansyah (Sekda), dan Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdulah, yang diwakili Budi Prasetyo (Kadisnakertrans).
“Kami UPT BP2MI Mataram, NTB mendapatkan penghargaan WBK. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada satker yang memenuhi sebagian besar program Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan dan Penguatan Akuntabilitas Kinerja,” ucap Kepala UPT BP2MI Mataram, Abri Danar Prabawa.
UPT BP2MI Mataram tegasnya berkomitmen penuh memastikan PMI asal Provinsi NTB bekerja secara prosedural serta berketerampilan. Jelas Abri Danar Prabawa saat ini masih banyak PMI asal NTB yang bekerja ke luar negeri secara tidak prosedur dan masih didominasi oleh pekerja low skills, khususnya pekerja ladang dan domestik worker. Mereka dominan bekerja di Malaysia, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Singapura, Hongkong, dan Taiwan.
“Rata-rata penempatan sebelum masa pandemi per tahun sebanyak 20 hingga 30 ribu PMI,” tegasnya.
Abri Danar Prabawa menekankan pihaknya tidak main-main meningkatkan kualitas SDM PMI asal Mataram, NTB. Hal ini antara lain dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan 3 perguruan tinggi setempat, yakni Universitas Mataram, Universitas Teknologi Sumbawa, dan Universitas Islam Mataram
“Ini salah satu upaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan PMI asal NTB. Lindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki,” tegasnya. (***)