Banyak Perilaku Orangtua yang Salah Terkait Gadget Anak

0

Anak-anak sebagai pengguna internet harus diedukasi dan berkomunikasi untuk menggunakan perangkat secara bijak.

Ilustrasi gadget/Dok. Ist

Timor tengah Utara -Anak-anak menjadi pengguna internet yang paling mendapatkan manfaat besar dari perkembangan teknologi digital saat ini. Tetapi disamping itu anak-anak jugalah yang bisa mendapatkan dampak negatif terbesar jika penggunaan ruang digital tak merujuk pada norma-norma yang ada di masyarakat.

Seperti yang dikatakan oleh Charles Pauris Manubulu, MC dan Stand Up Comedian dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Senin 11 Oktober 2021 bahwa anak-anak sebagai pengguna internet harus diedukasi dan berkomunikasi untuk menggunakan perangkat secara bijak.

“IImbangi waktu menggunakan media digital dengan interaksi dunia nyata. Ini penting jangan sampai anak-anak kita juga sampai jatuh ke dalam sisi negatifnya seperti yang dinamakan internet addiction,” ujar Charles dalam webinar yang dipandu oleh Jhoni Chandra ini.

Lebih lanjut dikatakan oleh Charles bahwa para orang tua juga harus memikirkan perkembangan otak anak jika terus menerus memakai gadget yang akan berakibat tidak bagus bila dilakukan terus-terusan.

“Terus menerus di depan gadget setiap hari, kerjaannya cuma Tik tok, melihat story Instagram sehingga orang tua perlu mengedukasi anak untuk mencari waktu untuk mengimbangi penggunaan media digital dengan dunia nyata. Bisa dibatasi seperti dari boleh pegang gadget hanya jam 5-7 malam,” jelasnya.

Selain itu orang tua juga bisa meminjamkan perangkat digital kepada anak sesuai keperluan. Biasanya orang tua yang menjadi pelaku bisnis, mungkin saja terlalu sering meminjamkan perangkat digital kepada anak untuk main game atau nonton YouTube.

Ha itu biasanya dilakukan bukan karena keperluan tetapi karena supaya anaknya duduk tenang. Padahal ini adalah perilaku yang salah. Karena kita membiasakan anak ingin sesuatu maka kita akan membujuknya dengan gadget smartphone dengan internet dan itu adalah perilaku yang salah di dunia digital.

“Kita harus membatasi itu sehingga itu tidak menjadi kebiasaan untuk anak-anak kita dan dia juga lebih tahu juga keperluan internetnya dalam waktu apa dalam waktu seperti apa dan dengan tujuan seperti apa. Tapi jika untuk keperluan belajar barulah boleh seperti untuk melakukan penelusuran di internet,” tambahnya.

Orang tua juga perlu menulusuri riwayat anak di media digital atau media sosial. Karena ingin tahu yang tinggi mereka sering mungkin mencari sesuatu yang tidak sesuai dengan umurnya. Kita yang mengawasi anak-anak kita. Tempatkan diri kita tidak hanya sebagai orang tua tetapi juga sebagai teman.

Selain Charles juga hadir pembicara lainnya yaitu Chyntia Andarinie, Founder Mom Influencer Indonesia, Nico Oliver, Pengiat Digital & Content Creator dan Putri Masyita sebagai Key Opinion Leader.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *