Data Adalah Energi Baru di Ekonomi Digital
Flores Timur -Banyak yang bilang, eksistensi telepon seluler (ponsel) semakin hari semakin penting di kehidupan manusia. Bagi sebagian orang memang jargon ‘tak bisa hidup tanpa ponsel’ adalah hal yang benar.
Bahkan menurut sebuah penelitian, rata-rata seseorang memeriksa isi polsel mereka lebih dari 150 kali sehari, scroll lagi scroll lagi.
Hal itu dikatakan oleh Teguh Kurniawan Harmanda, COO Tokocrypto dalam Webinar Literasi Digital yang wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa 13 Juli 2021.
Menurut Teguh, semakin tinggi intensitas kita berinteraksi di ruang digital makan semakin tinggi juga peluang masuknya kejahatan jika kita tidak berhati-hati. Dan salah satu yang paling jadi obyek kejahatan di dunia digital adalah penyalahgunaan data kita.
“Data is the new oil of digital Economy. Di Indonesia, pemerintah sudah mengeluarkan aturan perlindungan data pribadi lewat Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika no 20 tahun 2016 tentang perlindungan data pribadi dalam sistem elektronik, yang memuat mengenai hak pemilik data pribadi,” ujar Teguh.
Sayangnya, aturan yang berlaku saat ini masih tersebar di beberapa undang-undang yang terpisah dan hanya mengatur perlindungan data pribadi secara umum. Padahal penggunaan data pribadi di dunia digital juga ada etikanya.
Sejumlah langkah untuk menerapkan etika penggunaan data pribadi di dunia digital ini adalah digunakan secara adil, sah dan transparan. Data digunakan untuk tujuan tertentu dan eksplisit dengan cara yang relevan dan terbatas hanya pada apa yang diperlukan.
Selain itu data dipergunakan dengan akurat dan jika perlu harus terus diperbaharui. “Dan sebaiknya data disimpan tidak lebih lama dari yang dibutuhkan.”
Juga perlu diingat-ingat bahwa data diperlakukan dengan cara yg menjamin keamanan yg sesuai, termasuk perlindungan terhadap pemrosesan, akses,kehilangan, penghancuran atau kerusakan yang melanggar hukum atau tidak sah.
Untuk melindungi data pribadi di internet Teguh menyarankan untuk menggunakan password yang sulit dan gunakan yang berbeda pada setiap akun. Juga jangan memberikan data pribadi terlalu banyak di sosmed.
Selain itu wajib diperhatikan juga alamat URL dari situs yang diakses agar jangan sampai terjebak dari situs palsu serta perhatikan akses yang diminta untuk kita menginstal di Ponse atau komputer. “Hati-hati juga jika menggunakan Wi-Fi di tempat publik dan jika mendapatkan link dari email, pastikan bukan ke situs palsu yang bermaksud untuk melakukan kejahatan phising.
Sementara itu pembicara lain Oktavianus Bali Adonara, Pengelola Pondok Baca Nubun Puhun mengatakan dunia digital selayaknya digunakan untuk membuat konten-konten positif dan manfaat lainnya yang lebih bermanfaat.
“Misal saja untuk membuat konten kreatif yang bisa mempromosikan sesuatu produk seperti yang dilakukan sebuah komunita di Flores Timor yang mengangkat konten pembuatan kuliner khas lokal,” ujar Oktavianus. Apalagi di tengah pandemi, lanjutnya, ruang digital menjadi sarana untuk tetap produktif dan kreatif.
Selain Oktavianus dan Teguh, juga hadir pembicara lain dalam webinar ini adalah Lia Arianti, Co Founder Momomaru Salmon Mentai dan Dafina Jamasir seorang pekerja seni.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.