Keragaman Kuliner Indonesia Bisa Lebih Mendunia Lewat Dunia Digital
Halmahera Timur – Salah satu manfaat dari pesatnya perkembangan dunia digital adalah untuk mengenalkan budaya Indonesia yang sangat kaya dan beragam. Menurut Bernadus Dian Adi Prasetyo, Account Director WB Shandwick, budaya Indonesia yang begitu beragam bisa lebih dikembangkan dan dipromosikan lagi seiring dengan kemajuan dunia digital.
“Literasi digital adal kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi melalui platform digital termasuk segala informasi tentang budaya Indonesia,” ujar Bernardus dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, Rabu 28 Juli 2021.
Lebih lanjut, Bernardus mengatakan terutama budaya kuliner Indonesia yang unik dan memiliki potensi go internasional. “Bahkan sejumlah kuliner Indonesia sudah banyak yang dikenal dunia internasional contohnya Rendang yang dikenal sudah menjadi kuliner terlezat nomor satu di dunia,” jelasnya dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.
Dijelaskan juga bahwa Indonesia kaya akan keragaman jenis masakan dan makanan yang begitu khas sangat unik dengan campuran rempah yang mengutamakan rasa. Meski sudah ada yang lebih dulu terkenal tetapi masih banyak lagi kuliner yang tak kalah khas dan lecatnya yang belum dikenal dunia.
Untuk mengenalkan kuliner ini, Bernardus mengatakan banyak caranya. Semisal dengan membangun literasi digital melalui story telling.
“Ceritakan kuliner yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari dan cari tahu cerita bagaimana kuliner tersebut dibuat termasuk cara nya. Atau jika kuliner tersebut melegenda cari tahu sejarahnya,” imbuhnya.
Kemudian story telling itu bisa diposting di platform media sosial atau digital yang paling dikuasai atau dikenal banyak orang. Seperti lewat blog yang dapat bertahan lama dan memperkuat kredibilitas penulis Ataupun lewat media sosial seperti Facebook, Whatsapp serta memanfaatkan platform live yang saat ini tengah trend.
“Contohnya yang saya sudah jalani adalah mengeksplorasi tentang dunia kuliner Indonesia yang begitu banyak ragamnya. Memperkaya konten positif budaya Indonesia terutama kuliner,” jelas Bernardus.
Dijelaskannya juga untuk membangun sebuah konten kuliner di dunia digital, kita harus meningkatkan skill bercerita dilengkapi dengan narasi sejarah dan pernak pernik lainnya lengkap dengan foto ataupun video kuliner tersebut.
Lebih dalam lagi, ia mengatakan unggahan konten kuliner tersebut haruslah memiliki konsistensi jika ingin cepat dikenal. Konsistensi ini bisa tiap hari atau rutin seminggu sekali sehingga skill literasi digital akan meningkat secara otomatis.
“Biasakan diri untuk mengecek evaluasi konten dan respon pembaca. Kemapuan literasi digital akan meningkat jika orang itu terbiasa mengolah konten selama 6 bulan. Tiap minggu sekali ada skill digital yang meningkat,” katanya.
Manfaat dunia digital untuk mengangkat dan mempromosikan keberagama kuliner Indonesia ke pentas dunia ini merupaka salah satu sisi positifnya. Kendati banyak positifnya, ada sejumlah dampak negatif yang harus diwaspadai agar para pengguna dunia digital bisa aman di dunia maya.
Seperti yang dikatakan oleh npembicara lain Abdul Haris Muhammad, Dosen Universitas Muhammadiyah Ternate, ada satu jenis kejahatan dunia digital yang saat ini masih marak dan patut diwaspadai yaitu phising.
“Phising adalah kejahatan dunia maya untuk “memancing” korban untuk memberikan data sensitif seperti informasi identitas pribadi, detail kartu kredit dan perbankan, serta kata sandi,” ujar Abdul Haris. Lebih lanjut diungkapkannya juga bahwa phising ini kejahatan scam paling tinggi khususnya di Indonesia.
Ada beragam tipe phising yaitu Whaling yang menargetkan pelaku bisnis atau orang terkenal dan kaya. Juga Pharming dengan menggunakan Malware, Vishing/Video Call or voice Call Phising, Email Phising yang memanfaatkan email untuk “memancing” korban dengan merancang pesan menyerupai pesan atau email sebenarnya dari suatu organisasi resmi.
Ada lagi Web Phising dengan menghadirkan suatu website yang dirancang untuk melakukan penipuan dengan menyerupai web atau situs asli baik dari segi tampilan, nama domain yang bertujuan untuk meminimalisir kecurigaan korban. Spear Phising yang berbeda dengan email Phising pada umumnya dengan menargetkan korban tertentu dalam suatu organisasi contohnya pimpinan perusahaan atau organisasi tersebut.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Sugiyono Lc, Kepala Lab Komputer SMPN 2 Wasile dan Nard Geisha sebagai Key Opinion Leader.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.