Konten Akan Jadi Buah Simalakama Jika Tak Dikelola dengan Baik

0

Jayapura – Jagad media sosial atau medsos terkait erat dengan isi konten yang diunggah para penggunanya. Untuk itu persoalan digital content menjadi perhatian serius buat para pengguna internet yang ingin memperoleh nilai tambah dari jaringan internetnya.

Menuru Jeni Karay seorang dosen saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Jayapura, Papua Kamis 15 Juli 2021, kecakapan digital harus diperhatikan dalam pembuatan konten agar orang lain juga merasakan dampak positifnya.

“Semua yang punya akun medsos akan menghasilkan konten baik itu berupa video, kata, foto. Dan harus diingat akun kita bisa menjadi keren jika dikelola dengan baik dan bisa juga jadi buah simalakama jika tidak dikelola dengan baik,” ujar Jeni dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Dikatakan juga oleh Jeni, saat ini kenyataannya adalah yang justru virak adalah akun-akun yang berisi kata kata kasar dan memang akun tersebut diarahkan untuk melakukan hal itu.

“Konten adalah kunci, siapapun kita, karena semua orang yang follow kita adalah audience kita yang pasti punya tujuannya,” imbuhnya.

Jeni juga menyarankan untuk melihat audiens atau follower dan yang kita follow lebih didominasi oleh klasifikasi tingkatak apa. Contohnya kalau follower lebih banyak anak SD maka tidak mungkinlah membuat konten tentang pernikahan.

“Lihat baik target audience, konten kita valuenya apa dan jangan ikut arus, semua yang viral belum tentu baik lihat sendiri value yang dibagikan ke kita apa. Semakin spesifik konten yang kita buat maka orang akan melihat kita lebih bernilai.”

Untuk menjaid seorang content creator yang baik maka yang pertama harus kita ketahui adalah passion kita apa, apa yang paling kita sukai. Selain itu unggahan atau konten harus dilakukan secara rutin jika ingin berhasil harus konsisten. “Akan sangat sulit jika membuat konten tanpa passion.”

Kemudian, untuk eksis di dunia content creator ada sjeumlah tips yang harus terus dijaga diataranya adalah menjaga audience dengan harapan mendapat insight banyak. Kemudian cari tahu dari kota mana saja audiens kita dan apa yang merkea suka.

Kemudian lakukan two way communication, minta masukan untuk konten kit dan berkomunikasi dengan audience. Selain itu untuk menghasilkan konten yang bagus, jangan ragu untuk mendisain konten, jika perlu pakai software yang berkualitas.

Yang juga sangat penting adalah kepiawaian story telling, sehingga jangan ragu juga untuk mengikuti kelas menulis storytelling.

“Di Medsos jangan cuma liat saja, banyak platform yang menawarkan wawasan dan ilmu, ikuti nanti rugi sendiri. Banyak hal seru sekitar kita, jangan terus jadi penonton, rubah wacana paradigma. Open mindend style selalu berubah, mulai dengan yang ada dan jangan jadi penonton,” katanya.

Sementara itu pembicara lainnya  Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI berbagi tentang cara menghindari phising.

Dikatakan oleh Chris, phising adalah upaya untuk mendapatka informasi data seseorang dengan Teknik pengelabuan.

 “Data yang menjadi sasaran adalah data pribadi yaitu nama usia dan alamat, data akun seperti username dan password dan data financial yaitu informasi kartu kredit dan rekening,” ujar Chris.

Dikatakannya juga ada banyak jenis penipuan ini diantaranya adalah email phising, web phising, smishing, voice phising, spear phising dan whale phising.

Untuk itu kita perlu berhati-hati agar bisa menghindari penipuan yang jenisnya banyak ini. Sejumlah cara yang bisa dilakukan adalah dengan selalu mengecek ciapa saja pengirim email, jangan asal klik link yang diterima dan pastikan keamanan website yang diakses.

Selain Chris dan Jeni, pembicara lain yang juga hadir adalah Andi Muh Fauzi ES, Animator dan Nard Geisha sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *