Medsos Seperti Pisau Bermata Dua

0

Kehadiran sosial media saat ini memang bak pisau bermata dua. Jika digunakan dengan baik, bisa membawa dampak positif. Namun sebaliknya, jika digunakan untuk hal tidak tepat, tentunya akan membawa dampak buruk bagi si pengguna. Sosial media diyakini mampu mengubah cara pandang masyarakat, baik di kehidupan sehari-hari maupun berkelompok. 

Inilah yang menjadi pembahasan pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Timur, Maluku, Rabu (16/6/2021). Ukki Anditia selaku Account Manager Digital Agency mengatakan bahwa saat ini peggunaan sosial media pada masyarakat sudah semakin tidak sehat. Disebutkan bahwa rata-rata orang mengakses sosial media selama Sembilan jam per hari. 

“Itu jelas kurang sehat. Kita tidak boleh lupa bahwa ada hal di dunia nyata yang juga perlu diprioritaskan. Ada kehidupan yang menanti. Jangan tenggelam di dunia maya. Anda harus menyapa orang di sekitar juga,” kata dia berpesan. 

Hal senada juga dikatakan oleh Nannette Jacobus selaku Agency Worker & Social Media Enthusiast bahwa kehadiran sosial media itu membuat banyak masyarakat berubah. Mulai dari perilaku, maupun kehidupan sehari-hari. “Bahkan sosial media saat ini menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari loh! Bukan sekedar gaya hidup lagi,” kata dia. 

Dia berpendapat, bahwa sosial media telah mengubah cara pandang serta cara bersosialisasi banyak orang. Sosial media juga membuat yang jauh menjadi dekat dan yang dekat terasa jauh. “Banyak juga orang yang berani berkomentar buruk di sosmed, tapi setelah bertemu lagsung ternyata tidak seperti itu aslinya.”

Sosial media memang membuka cakrawala, jaringan maupun kreatifitas. Tetapi ingat, Nannette menjelaskan bahwa sosial media juga memiliki dampak buruk jika tidak dikelola dengan benar. 

Sementara itu menurut Damianus Fofid, S.I.kom,. M.I.kom selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi STIS Tual mengatakan di Maluku Tenggara sendiri pengguna sosial media juga sudah cukup banyak. Pertumbuhan dunia digital sudah tumbuh signifikan. “Di sini sosial media yang seringkali dipakai masyarakat adalah Facebook. Mereka pakai untuk bertukar pesan maupun mendapatkan informasi dari dunia luar,” kata dia dalam pemaparannya. 

Terlebih lagi, dikatakan oleh pria yang berprofesi sebagai dosen ini kondisi seperti saat ini yakni pandemi Covid-19 membuat orang banyak melakukan aktivitas dengan sosial media untuk menghilangkan bosan. “Kita semua saat pandemi ini mengalami titik jenuh. Satu-satunya penghibur ya sosial media,” kata dia. 

Namun meski demikian, sebagai akademisi Daminius juga selalu mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam penggunaan sosial media dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menjadikan sosial media sebagai sarana untuk meningkatkan demokrasi dan toleransi. 

“Di Maluku Tenggara ini sendiri semua orang masih saling toleransi satu sama lain. Kami disini memiliki buku adat sendiri yang hingga saat ini masih digunakan. Kehadiran sosial media saya harap tidak membuat isi dari buku adat tersebut menjadi percuma. Semoga semua masyarakat disini tidak terpengaruh dengan dampak negatif sosial media,” tutupnya. 

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Timur, Maluku Rabu (16/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Fandy Ruby sebagai Key Opinion Leader. 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *