Dijaga SAR, Penyebrangan Selat Lombok Paling Aman
Karangasem – Latihan SAR bersama digelar kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar bersama Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram di selat Lombok, 27- 28 November 2018.
Latihan dilakukan bersama untuk mendekatkan kesiapsiagaan serta respon time pelayanan SAR di Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat secara komprehensif.
Latihan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Kesiapsiagaan dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Didi Hamzar di lantai 3 Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Jalan Raya Uluwatu jimbaran Kuta Selatan.
Didi Hamzar mengatakan, latihan bersama ini juga untuk mendukung terwujudnya tagline baru bagi Bali, yaitu “Bali Island of Safety First”. Dimana budaya faktor safety dalam keseharian sangat penting digalakkan. “Salah satu hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan perairan selat Lombok sebagai tempat yang paling aman untuk dilintasi. Sebab tim SAR selalu siap menangani terjadinya kecelakaan di perairan tersebut,” ujar Didi.
Lebih lanjut, Didi menjelaskan latihan SAR tidak semata-mata mencari kekurangan ataupun kesalahan dalam penyelenggaraan operasi SAR. Namun memperkirakan kemungkinan paling tinggi untuk bisa menemukan korban melalui kesiapan personil dan alut.
Latihan melibatkan potensi SAR dari 41 instansi, diantaranya dari Kodam IX Udayana, Lanal Denpasar, Lanud I Gusti Ngurah Rai, Pol Air Polda Bali, Sabhara Polda Bali, Angkasa Pura, Airnav, PT Pelindo III, ASDP Padangbai, BMKG, Otoritas Bandara Ngurah Rai, Kantor Navigasi Benoa, Polsek Kawasan Laut Benoa, dan instansi terkait lainnya.
Dipaparkan Didi Hamzar, dalam latihan bersama nantinya akan dilakukan simulasi operasi SAR kapal tenggelam di Selat Lombok. Dimana Basarnas akan menggerakkan Alut berupa Kapal SAR milik Basarnas Bali dan Mataram, Rigit Inflatable Boat (RIB) dan juga helikopter SAR.
Dalam skenario latihan tergambar adanya sebuah kapal Fast Boat Eka Jaya 23 bertolak dari Pelabuhan Padangbai menuju Gili Trawangan mengalami kebocoran dan nyaris tenggelam, selanjutnya meminta bantuan SAR.
Seluruh penumpang dan crew kapal yang bejumlah 40 orang melompat ke laut dengan menggunakan life vest. Tim SAR gabungan dikerahkan untuk menyelamatkan seluruh korban kapal tersebut. “Latihan ini untuk menguji kesiapsiagaan serta mengukur respon time pergerakan personil beserta Alut di perbatasan wilayah kerja. Hal tersebut sesuai dengan 4 hal pokok penting pada setiap pelaksanaan tugas yakni professional, mekanisme, peralatan memadai dan kekompakan,” imbuh Didi Hamzar.
Di kesempatan yang sama Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana mengungkapkan gelar latihan merupakan perdana digelar di Bali.
Nantinya latihan tersebut akan dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan operasi SAR di perbatasan wilayah kerja Kantor SAR di seluruh Indonesia. “Koordinasi secara berkelanjutan kita harapkan dapat mewujudkan kesamaan pola pikir dan pola tindak pada pelaksanaan operasi SAR nantinya.
Dengan demikian, lanjut Ardana profesionalitas dan performance Basarnas bersama potensi SAR dapat menjawab tuntutan dari masyarakat,” tandas Ardana.(Anya)