Ciri Penipuan Investasi Online
Ende – Saat ini, salah satu cara mencapai tujuan finansial yang lebih baik, orang-orang berbondong-bondong melakukan investasi. Entah itu investasi secara online maupun ofline. Investasi online adalah proses penanaman modal yang digunakan untuk mendanai perusahaan. Tujuan penanaman modal itu tentunya untuk mendapatkan keuntungan.
Hal yang membuat banyak orang tertarik pada investasi online ini adalah kemudahannya dalam proses transaksi. Juga, investasi online bisa dilakukan dengan dana terbatas tetapi tetap mudah memonitor nilainya. Menurut Mora Nasution selaku Digital Banking Expert, keuntungan lain yang bisa dirasakan dari investasi online adalah sudah mencapai pasar internasional.
Dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/6/2021) Mora mengatakan platform investasi online saat ini bisa mengunakan smartphone yang bisa dilihat setiap saat pergerakan naik dan turunnya. Selain smartphone, juga bisa menggunakan website.
“Tampilan website lebih lengkap. Akses berpindah pindah membuka pergerakan yang lainnya juga mudah,” kata dia.
Meskipun investasi online mudah dipantau dan diakses, Mora mengingatkan pengguna untuk tetap memperhatikan keamanan. Seperti selalu menperbaharui software, memperbaharui anti-virus, menggunakan otentikasi ganda, menggunakan komputer atau smartphone pribadi, serta selalu menjaga keamanan PIN, token serta gawai.
Dijelaskan lebih lanjut, sekalipun investasi online mudah dilakukan, bukan berarti masyarakat lengah begitu saja. Apalagi saat ini kasus penipuan investasi online pun kian marak. Untuk menghindari hal seperti itu ada baiknya selalu memperhatikan izin dari perusahaan penerbit investasi itu sendiri.
“Pastikan mereka terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada izinnya. Juga jangan terpengaruh ketika influencer mengiklankan salah satu bentuk investasi. Bisa jadi itu investasi bodong, alangkah lebih baik cek ke OJK,” kata Mora menyarankan.
Ciri penipuan investasi online lainnya adalah tidak memiliki asset dasar. Kemana uang investor akan berputar dan peruntukkanya. “Jika kita tahu perputaran uang tersebut, sudah pasti akan tenang.”
Kemudian, Mora mengingatkan untuk selalu curiga ketika perusahaan investasi tidak transparan dalam menjabarkan risiko. Setiap investasi itu selalu memiliki risiko. “Kalau ada yang bilang tanpa risiko, itu bohong ya! High risk, high return prinsipnya,” sambungnya.
Kemudian ciri lainnya adalah jangan mudah terpengaruh jika ada marketing yang mendesak Anda untuk bergabung menjadi investor. Marketing akan melakukan segala cara agar para investor merasa ini wktu yang tepat untuk bergabung karena harga lagi bagus. “Jangan pernah ikut investasi karena emosi dan tergiur tawaran-tawaran dari marketing. Ikut investasi jika memang sudah siap.”
Hal terakhir yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk terjun ke investasi online adalah jangan tergiur dengan keuntungan tidak wajar. Keuntungan tinggi selalu diiringi dengan risiko yang juga besar. Sebelum memulai investasi, ada baiknya mengetahui dulu jenis investasi online terbaik untuk pemula.
“Ada reksadana, P2P lending, obligasi, emas dan valuta asing. Silahkan Anda mencari tahu kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Baru setelah itu putuskan investasi apa yang cocok untuk diri Anda,” tutup Mora.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Grace M Moulina (Head of Marketing Communications Financial Company), Dr. Ernesta Leha, SE., M.Agb (Wakil Rektor Bidang Kerjasama Universitas Flores), Dr. dr. Agustinus G Ngasu, M.Kes (Sekretaris Daerah Kabupaten Ende), dan Fisca sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.