Gadget Berdampak Dalam Pembentukan Pola Pikir Anak

0

Sumba Barat daya- Pemerintah mendorong masyarakat untuk menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.  Masyarakat diharap dapat mengisi ruang digital dengan konten kreatif dan positif sehingga dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat.  Untuk itu diperlukan kerja keras dari pemerintah untuk melakukan edukasi literasi digital.

Untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang paham akan literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara Webinar Literasi Digital di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Senin 21 Juni 2021.

Hadir dalam Webinar dengan moderator Eddie Bingky kali ini adalah Robby Wahyu, Sr Security Consultant MAXPLUS, Josephine Brightnesa, Marketing Manager Digital Apps Transportation, Adolf Bastian Dawa, S.Pd, Wirausaha Media, Duarte Sandro Novena Dandara, S.IP, Ketua Dewan Pimpinan Cabang PAPPRI Kabupaten Sumba Barat Daya.

Adolf Bastian Dawa dalam kesempatan ini membahas tentang era digital dan dampaknya terhadap anak. Dikatakan Adolf, bahwa kehidupan manusia di era digital mengalami perkembangan teknologi yang luar biasa. Pekembangan teknologi digital juga telah memasuki kehidupan keluarga.

“Hal ini menjadikan seluruh unsur keluarga baik orang tua maupun anak-anak menjadi pengguna media digital, salah satunya adalah media gadget. Bahkan tidak sedikit anak dan balita yang menggunakan gadget,” ujar Adolf.

Lebih lanjut dikatakannya, pada dasarnya penggunaan teknologi gadget memiliki dampak positif dan negatif bagi anak, diantaranya dalam pembentukan pola pikir anak, yaitu dapat membantu anak dalam mengatur kecepatan bermainnya, mengolah strategi dan analisa dalam permainan dan membantu anak dalam meningkatjan kemampuan otak kanan selama dalam pengawasan yang baik oleh orangtua.

Di samping itu dampak teknologi gadget terhadap aspek sosial anak adalah mereka lebih memilih main gadget disbanding bermain Bersama temannya. Sehingga kepekaan sosial anak menjadi minim dan membuat anak lebih mementingkan diri sendiri, mudah putus asa dan bosan.  “Anak juga memiliki emosi yang tidak stabil, impulsive dan control diri yang kurang.” Imbuhnya.

Dalam kesempatan itu Josephine Brightnesa, Marketing Manager Digital Apps Transportation,  yang sangat merasakan dampaknya dengan cashless. “Saat ini bidang digital berkembang dan merambah sampai ke pembayaran dan kota kota besar digalkkan metoce cashless,” ujar Jojo.

Menurut Josephine, cashless adalah metode digital untuk melakukan pembayaran di antara kedua belah pihak tanpa alat tukar secara fisik. “Keuntungan memakai cashless adalah lebih aman dan efisien, lebih higienis di saat pandemi , lebih hemat karnea banyak diskon,” jelasnya.

Dengan metode cashless ini kita tidak perlu lagi membawa uang cash atau fisik. Saat ini di kota besar orang lebih takut ketinggalan HP daripada ketinggalan dompet, karena di HPlah orang menyimpan semua data digital termasuk transaksi digital.

Meski ada keuntungan, tapi kita perlu tahu juga kerugiannya cashless untuk dapat diantisipasi bagi penggunanya.

“Kerugiannya diantaranya membutuhkan jaringan internet dan ini sulit diterapkan di daerah dengan jaringan internet susah, pemerintah harus membangun infrastruktur dulu. Menimbulkan kejahatan Cyber biasanya dengan menhack akun pembayaran,” imbuhnya.

Untuk mengatasinya adalah jangan membuat pin yang terlalu mudah, saat memakai cashless jangan pakai wifi public yang belum tentu aman. Kerugian cashless juga adalah bisa menyebabkan over spending atau boros.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *