Da’i Jaman Now Harus Cerdas Berdakwah Digital

0

Lombok Timur- Untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang paham akan literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara Webinar Literasi Digital di Kabupaten Lombok Timur Senin 28 Juni 2021.

Hadir dalam Webinar dengan moderator Claudya Lengkey ini sejumlah pembicara yakni Andhika Kurniawan, Indonesia #1 Business Coach & Author, Silvia Kartika, Assistant Vice President Ecosystem & Business Development DBS Indonesia, DR. Hassan Zaeni, M.Kom,I, Dekan Fakultas Dakwah /Institut Agama Islam Hamzanwadi Anjani Lombok Timur, Nurhayati, QH, S.Pd, Kepala SEkolah MA, Mualimat NW Pancor dan Key Opinion Leader Vidya Ully seorang Public Figure.

Menurut Hassan Zaeni, penggunaan internet secara cerdas ini juga dibutuhkan bagi para Da’I untuk berdakwah di era digital. Dijelaskannya sangat diperlukan literasi dalam berdakwah di dunia digital. Mengingat sejarah berdakwah sudah ada dari masa ke masa dan semakin pesat saja kemajuannya di era sekarang.

“Para Da’i milenial harus tahu cara dakwah digital disamping dakwah konventional yang sudah ada sejak lama bahkan sejak jaman Nabi Muhammad SAW,” ujar Hassan.

Lebih lanjut dikatakannya, perkembangan dakwah saat ini sudah banyak yang mulai memanfaatkan dunia digital menjadi arena dakwah untuk menyebarkan agama Islam.

“Arti dasar kata dakwah itu sendiri adalah proses penyampaian agam dalam masyarakat yang berarti menyerukan, mengajak, memanggil agar memotivasi manusia-manusia berbuat kebaikan,” tuturnya.

Ditambahkannya literasi dalam berdakwah adalah para Da’i mampu menulis, membaca dan menganalisa serta mengakses dan menyebarkan konten dakwah secara luas dan terbuka di dunia digital.

“Berdakwah di dunia digital itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu karena apa yang sudah dibicarakan atau diupload akan tersimpan dalam ruang digital dan bisa diakses kembali kapanpun dan dimanapun.”

Ia juga beranggapan bahwa Da’i harus memguasai dunia digital karena peran dakwah Islamiah penting untuk tida membiarkan konten negatif di dunia dgital. “Dai juga berperan dalam menjaga kemurnian dan persatuar Indonesia dan menangkal berita bohong,” jelasnya.

Dalam berdakwah, dikatakannya, para Da’I harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi literatian internet yang mampu memilih informasi yang bermanfaat serta memfilternya.

Selain itu kompetensi lain yaitu kompetensi navigasi hypertextual, yaitu bisa mengecek dan recek hoaks dan berita bohong. “Contohnya banyak sekali berita dan gambar atau foto lama yang diupload kembali dengan narasi bohong untuk mendiskreditkan seseorang atau kelompok tertentu. Tentunya dengan kompetensi ini para Da’i bisa menangkalnya dan menyebarkan kebenaran,” terangnya.

Yang ketiga adalah kompetensi evaluasi content yang diharap para Da’i bisa lebih kritis terhadap segala informasi dalam internet. Dan yang terakhir adalah kompetensi pengetahuan untuk menggunakan kata kunci di internet untuk mencari informasi.

“Ruang dIgital adalah anugrah jika dikelola dengan cerdas dan bijaksana sehingga Da’i mampu memperoleh pahala yang lebih banyak dengan audiens tanpa batas.”

Sementara itu Silvia Kartika juga membahas tentang sisi positif memanfaatkan ruang digital. Saat ini kemajuan dunia digital di dunia sudah semakin pesat termasuk di Indonesia.

Contohnya dulu untuk membayar belanja online harus melalui took waralaba seperti Alfamart dan Indomart. Tetapi saat ini sudah lebih praktis dan mudah yaitu dengan menggunakan cashless.

“Dan sudah banyak juga merchant yang memanfaatkan uang non tunai bagi para pembelinya untuk bertransaksi. Di sejumlah negara di luar negeri bahkan, tekhnologi lebih cepat lagi dengan pemakaian biometric,” ujar Silvia.

Biometrik merupakan karakteristik fisik atau perilaku manusia yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara digital. Beberapa pengidentifikasi biometrik adalah sidik jari, pola wajah, suara, dan irama pengetikan.

“Di luar negeri untuk membeli makanan siap saji sudah dengan pola wajah, bahkan jika yang bersangkutan memakai wig atau menyamar pun, wajah tetap bisa dikenali.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *