Ini Cara Penipu Online Beroperasi

0

Papua Barat- Penggunaan teknologi digital secara tidak bijak salah satunya merupakan tindak kejahatan penipuan yang dilakukan oleh oknum. Pada dasarnya, penipuan itu adalah proses untuk memanipulasi orang lain (korban)

Menurut Abang Suluh Husodo, CEO Maxplus, motivasi seseorang melakukan tindak penipuan didasarkan pada upaya memperdaya korban. Kebanyakan pelaku memanfaatkan rasa takut, percaya, penasaran, nafsu, simpati, dan empati yang dimiliki oleh korban.

“Kalau kita tidak bisa mengontrol rasa takut maka bisa dimanfaatkan oleh pelaku. Contoh, akun media sosial kita tiba-tiba ditangguhkan, ada perintah harus verifikasi akun dengan mengklik sebuah link. Pelaku tidak hanya memanfaatkan rasa takut, tetapi juga kepercayaan. Dapat dilihat dari e-mail penipuan dibuat semirip mungkin dengan yang asli.,” ujar Suluh Husodo, dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Rabu (23/6/2021).

Memanfaatkan rasa penasaran korban, pelaku biasanya membuat link yang berisi konten menarik dan diawali dengan pengisian data.  Selain itu, beberapa memanfaatkan rasa simpati dan empati korban. Maka dari itu, lakukan konfirmasi dan crosscheck jika ingin membantu orang lain.

Lanjut Suluh, ada kemungkinan pelaku melakukan penipuan dengan meretas akun media sosial korban. Pelaku umumnya mencoba memanfaatkan kedekatan korban dengan orang sekitar dan memainkan rasa simpati. Modus utamanya kebanyakan meminta pulsa, meminta dibayarkan token listrik, dan sejenisnya.

Lalu, penipuan menggunakan media belanja online (e-commerce) pun banyak dijumpai. Jenis penipuan ini banyak berupa ketidak sesuaian barang pada deskripsi dan yang diterima oleh pembeli. 

Untuk menghindarinya, Suluh memaparkan beberapa tips di antaranya, jangan percaya harga miring, selalu crosscheck dan tidak mudah simpati dan empati, jangan asal klik link, dan gunakan platform belanja online untuk transaksi online.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Rabu (23/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Kelly Oktavian (Chief Commercial Officer Riuh Renjana), Abang Suluh Husodo (CEO Maxplus), Nursalim (Dekan FKIP Unimuda Sorong), Imam Al-Amin Anggiluly (Kabag Kesra Setda Sorong Selatan Ketua KNPI Sorong Selatan), dan Masra Suyuti.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *