Preservasi Kebudayaan Lokal Indonesia Lewat Media Digital
Timur Tengah- Kemajuan teknologi tidak seharusnya menjadi ancaman bagi kebudayaan lokal di Indonesia. Bahkan, teknologi bisa menjadi alat bantu mengenalkan kebudayaan lokal pada generasi yang lebih muda.
Inilah yang menjadi tujuan dibentuknya Lakoat Kujawas oleh Dicky Senda. Berlokasi di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Dicky Senda dan kawan-kawan menggunakan media digital dalam upayanya menjaga budaya lokal suku Mollo di Nusa Tenggara Timur.
“Generasi sekarang tidak masa bodoh dengan kebudayaan lokal. Mereka bisa belajar pengetahuan dari luar, modernitas, menyerap apapun, dan punya kesadaran untuk memperkuat akar tradisional mereka,” Dicky dalam webinar literasi digital wilayah Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timor, Selasa (29/6/2021).
Dicky mengatakan, ada jarak antara generasi muda dengan budaya dan adat di Timor. Di sisi lain, generasi yang lebih tua memiliki pengetahuan luas tentang adat dan budaya, namun tidak memiliki kesempatan untuk membagikannya kepada generasi muda.
Untuk itu, perlu ada ruang alternatif yang mempertemukan masyarakat agar kebudayaan lokal bisa diarsipkan dengan baik dan tidak hilang di masa depan.
Di sinilah menurut Dicky pentingnya peranan media sosial. Budaya dan adat disimpan dalam bentuk video, foto, maupun audio, dan dibagikan lewat media sosial agar bisa diakses oleh siapa saja yang tertarik.
“Warga aktif melakukan preservasi kebudayaan, karena merupakan bagian dari identitas mereka. Bagaimana budaya itu jangan sampai hilang. Sementara sumbangsih kami generasi yang lebih muda dilakukan lewat teknologi yang ada dalam genggaman,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Ukki Anditia selaku Account Manager Digital Agency menjelaskan manfaat memiliki media sosial. Bahkan jika dimanfaat dengan baik, media sosial bisa menghasilkan nilai positif.
“Pertama, pergaulan kita menjadi sangat luas. Sebelum ada internet, kita berteman dengan orang-orang yang kita pernah temui secara fisik. Sekarang, itu sangat berbeda. Hanya dengan menekan beberapa tombol, kita sudah bisa menambah teman. Ini akan sangat berguna untuk menambah misalkan relasi bisnis,” kata Ukki.
Dengan hilangnya jurang jarak dan waktu antara satu orang dengan lainnya, maka interaksi pun bisa dilakukan dengan lebih mudah, termasuk dengan orang dari belahan dunia lain.
Dampak positif lainnya adalah, ini menjadi media alternatif untuk mengekspresikan diri. Dengan adanya sosial media, tanpa kita sadari, banyak orang yang punya sesuatu untuk dibagikan ke masyarakat luas. Terakhir adalah penyebaran informasi berlangsung secara cepat dan lebih murah,” pungkasnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk membantu masyarakat menerima dan menyebarkan informasi secara efektif dan tepat guna.
Hadir juga dalam webinar kali ini adalah Robby Wahyu Hutomo, selaku Security Consultant Maxplus, Romo Johannes, dan musisi Rahmad Ramadhan (Dhan Geisha).