Pilkada Serentak, KPU Bali Harapkan Kabupaten/Kota Gelar Pemilu Murah
Denpasar- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali I Dewa Agung Gde Lidartawan menegaskan pihaknya tetap berkomitmen untuk mewujudkan pemilu yang murah tidak melakukan pemborosan anggaran termasuk pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.
Hal itu telah dibuktikan Lindartawan sejak tahapan awal Pilkada Serentak di Bali seperti saat sosialisasi ke sejumlah kabupaten dan kota.
“Saya juga lakukan kreasi, seluruh NPHD ditangani provinsi, jadi tidak digelar di kota kabupaten, saya juga gelar Launching Pilkada serentak dengan mendatangi kabupaten kota untuk sosialisasi,” katanya saat Focus Group Discussion (FGD) digelar KPU Kota Denpasar, Rabu (8/1/2020).
Dari pengalamannya saat menjadi Ketua KPUD Bangli, Lidartawan bisa mengelola anggaran dengan efektif dan efisien sehingga menggelar pesta demokrasi lima tahunan denngan biaya yang bisa ditekan atau pemilu murah.
Karena itu, terhadap apa yang dilakukan KPUD Denpasar saat akan melaunching Maskot Pilkada Serentak ini, Lindartawan memberikan apresiasis seraya berharap bisa tetap mengedepankan prinsip-prinsip penggunaan anggaran yang efisien.
“Saya akan koordinasikan dengan teman-teman di enam kabupaten dan kota, agar supaya bisa membuat maskot yang sifatnya permanen,” Sarannya.
Sebab, jika setiap Pilkada, selalu membuat maskot baru, maka akan menelan anggaran cukup besar bisa ratusan hingga miliaran rupiah. Belum lagi, biaya untuk membikin jingle, untuk ajakan masyarakat agar mengggunakan hak pilihnya.
Pihaknya juga mengapresiasi FGD yang mengundang para tokoh yang kredibel dan pemangku kepentingan yang memiliki domain dan kompetensi di bidangnya.
Menurutnya, Maskot Pilkada itu menjadi bagian penting dalam tahapan sosialisasi sebagai alat bantu diharapkan bantu membuat brand image yang positif untuk suskesnya penyelenggaraan Pilkada maupun partisipasi politik masyarakat.
Sementara itu, Ketua KPUD Denpasar I Wayan Arsa Jaya menjelaskan, Maskot Pilkada yang dibuat itu murni dari aspirasi dan masukan masyarakat setelah melewati tahapan dan disayembarakan.
Sebenarnya, maskot tersebut pernah dipakai pada Pemilu 2015 yang diberi nama I CAKA, yang kini dilahirkan kembali atau reborn. “Kami harap dengan maskot ini bisa membangun upaya kembali berkelanjutan di Pemilu 2020 dan setelahnya,” imbuh Arsa.
Pihaknya sependapat dengan apa yang diharapkan KPU Bali, untuk berusaha menggelar Pemilu Murah. “MAskot ini, untuk penguatan dan memperdalam apa yang pernah dipakai Pilkada 2015, kami harapkan kontribusi pemikiran terhadap Maskot ini dari para peserta FGD,” harapnya. (sul)