Ratusan Anggota PSHT Denpasar Jalani Kenaikan Tingkat dan Sahur Bersama
Denpasar – Sebanyak 100 anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Denpasar menjalani ujian kenaikan tingkat dari sabuk hijau ke putih di Lapangan Kapten Japa, Denpasar, Sabtu 29 Mei 2019 malam.
Kegiatan juga diisi latihan bersama dan makan sahur sebagai ajang untuk lebih mempererat tali persaudaraan sesama warga PSHT Denpasar Pusat Madiun.
Ketua PSHT Cabang Denpasar Mas Sunarto, Ketua Litbang Miftachur Rohman bersama ratusan warga PSHT Denpasar, hadir meramaikan kegiatan di bulan suci Ramadhan 1440 Hjriyah itu.
“Malam ini, kami keluarga besar PSHT Cabang Denpasar, mengadakan rangkaian kegiatan tes kenaikan tingkat dari sabuk hijau ke sabuk putih, kebetulan bulan puasa ini, kami adakan rutin setiap tahun, setelah latihan bersama disambung sahur bersama,” ujar Mas Sunarto.
JIka pada tahun lalu, pihaknya menggelar Pondok Ramadhan, maka pada tahun ini, tempatnya bergantian, bergiliran di ranting masing-masing di mana kali ini digelar di Ranting Denpasar Timur.
Melalui kegiatan semacam ini, pihaknya selalu berusaha menanamkan nilai-nilai dan rasa ketakwaan warga PSHT semakin kuat kepada Allah SWT.
Kegiatan diawali dengan pengucapan ikrar, janji warga PSHT Cabang Denpasar, senantiasa tunduk dan patuh kepada PSHT Pusat Madiun, yang saat ini diketuai oleh Mas Murjoko dan Mas Isbiantoro sebagai Dewan Pusat.
“Ikrar kami PSHT Cabang Denpasar, kesetiaan kami kepada NKRI yang berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila,” tegasnya.
Kegiatan yang digelar pada bulan Ramadhan ini, dirasakan sangat bermanfaat bagi keluarga besar PSHT Denpasar, pertama sebagai ujian mental, sebagaimana mengukur kekuatan warga PSHT, untuk bisa merasakan penderitaan saudara-saudara di luar.
Dalam kegiatan latihan bersama dan uji kenaikan sabuk putih ini melibatkan tak kurang 100 warga. Acara ini dihadiri tidak hanya dihadiri umat muslim saja, melainkan juga diikuti anggota PSHT dari saudara-saudara non muslim lainnnya
Salah seorang warga PSHT yang turut hadir dalam acara tersebut, Ni Ketut Warsandi, yang masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mahasaraswati, mengaku senang bisa berkumpul dengan saudara-saudara PSHT lainnya.
“Saya memang biasa tertarik sejak awal, ingin sungguh-sungguh ikut pencak silat, karena saya sadar kalau sesuatu itu tidak bersungguh-sungguh dalam niat hanya ikut-ikutan tidak bakalan jadi,” tukas Warsandi.
Meskipun dirinya berbeda keyakinan dengan anggota lainnya, namun dia yakin hal itu bukan menjadi halangan mengingat organisasi PSHT tidak memandang perbedaan latarbelakang apapun baik agama, suku dan ras. Semua bersaudara dalam satu wadah PSHT.
“Ketika sudah masuk dalam PSHT, semua dianggap sama,tidak ada perbedaan lagi, saya merasakan di sini ikatakn kekeluargaan, persaudaraanya sangat tinggi,” ucap perempuan yang lama menetap di Muara Enim, Palembang Sumatra Selatan ini.
Dirinya mengikuti latihan bersama di PSHT, juga merasakan secara fisik lebih sehat dan bugar sehingga sangat menunjang untuk berbagai aktivitasnya baik di kampus maupun di masyarakat. (zal)