Ratusan MitraGrab Kelimpungan Setelah Aplikasi Mendadak Dinonaktifkan
Denpasar- Penghentian aplikasi Grab Car Airports DPS mendadak tanpa ada pemberitahuan membuat ratusan mitracrab Bandara Internasional I Gusti NGurah Rai kelimpungan lantaran mereka tidak bisa melayani penumpang.
Belakangan diketahui, pihak operator tranportasi berbasis digital itu melakukan penghentian aplikasi Grab Car Airports DPS namun tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Mereka meminta Aplikator Grab tidak sewenang-wenang terhadap mitra bisnis mereka di Bali khususnya mitra GrabCar Bandara Ngurah Rai yang sudah beroperasi lebih dari 2 tahun.
Hal tersebut disampaikan pascademo yang dilakukan anggota Koperasi Resimen Sunda Kecil (RSK) karena aplikasi mereka dinonantifkan sejak Jumat (10/1/2020).
Ketua Koperasi RSK I Wayan Sugiartana, mengungkapkan, semestinya hubungan Grab dengan mitra mereka seimbang dan dilandasi tidak saling merugikan.
“Tidak ada pemberitahuan makanya spontanitas. Tadi akhirnya sudah ada jawaban diterima, setelah kami nego,” tutur Sugiartana dalam keteranganya, Jumat (10/2/2020).
Usai negosiasi akhirnya, pihak Grab bersedia menghidupkan kembali aplikasinya.
“Karena tadi tidak ada pemberitahuan, makanya kami bingung juga,” sambungnya.
Ratusan sopir Grab yang tergabung dalam RSK demo ke Kantor Grab di Jl Gatot Subroto Barat, Denpasar.
Para sopir ini memprotes lantaran sejak pagi hari aplikasi Grab Car Airports DPS yang ada di gawai mereka tidak dapat diakses bahkan hilang satu persatu.
Kondisi ini, tentu membuat bingung para sopir yang mengharapkan bisa mendapatkan pemasukan dari penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Tercatat, ada sekira 175 orang driver Grab anggota RSK yang mengangkut penumpang di Bandara Ngurah Rai.
Lantaran aplikasi mereka tidak dapat diakses, akhirnya semua tidak bisa bekerja lagi sejak pagi hari. Padahal mereka sangat menggantungkan pendapatan, salah satunya dengan menjangkau penumpang di bandara.
Dengan kondisi seperti itu, Wakil Ketua Operasional RSK Yohannes Kurniawan menilai aplikasi dari Malaysia tersebut tidak punya hati dalam memperlakukan driver mereka khususnya di Pulau Seribu Pura.
Apalagi, mereka tanpa melakukan pemberitahuan terlebih dulu, mendadak aplikasi mereka kemudian tidak bisa diakses. Padahal izin yang mereka dapatkan sekarang ini harus ditebus dengan biaya besar.
Sejak dua tahun bekerja sebagai mitra Grab, dirinya mereka menghadapi berbagai risiko karena berhadapan dengan sopir konvensional di lapangan. Bahkan ancaman berkelahi sampai masuk penjara juga dihadapi.
“Kami ini berjuang 12 jam sehari tetapi diperlakukan begini,” tuturnya.
Sementara, paska didemo, layanan Grab Car Airport DPS untuk anggota RSK kembali dinormalkan.
Head Branch Grab Bali Kresno Wibowo, tidak mengetahui alasan kenapa aplikasi anggota RSK mati.
Untuk membuka layanan, pihaknya telah meminta tolong tim IT Grab pusat untuk menghidupkan kembali.
“Tapi saya tidak tahu dari mana, yang pasti bukan dari Grab kami yang di sini,” tutupnya. (sul)