Hati-hati, Tertipu Hoaks Bisa Sebabkan Kepanikan di Masyarakat
Kelungkung – Hoaks alias kabar bohong menjadi masalah baru seiring berkembangnya teknologi informasi. Tanpa verifikasi, kabar bohong bisa menyebar dengan cepat dan merugikan banyak pihak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Klungkung, I Wayan Suteja mengatakan, dampak berita hoaks sangat beragam, termasuk menyebabkan kepanikan di masyarakat.
“Hanya karena modal forward dari grup WA saja, satu kampung bisa panik. Padahal belum tentu yang kita sebarkan itu berita benar, jangan-jangan hoaks,” tutur Wayan dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu (7/7/2021).
Wayan mengatakan selain menyebabkan kepanikan masyarakat, hoaks juga bisa memicu terjadinya perselisihan, keributan, dan perpecahan di masyarakat. Bukan tak mungkin pula hoaks menyebabkan munculnya kebencian.
Tak hanya itu, hoaks juga bisa menyebabkan pembunuhan karakter. Siapapun, baik itu masyarakat awam, tokoh politik, maupun organisasi, bisa menjadi korban pembunuhan karakter.
Lalu, mengapa masyarakat bisa menyebarkan hoaks? Wayan mengatakan, ada sejumlah penyebab. Tujuan yang paling umum adalah hanya untuk lelucon atau iseng.
“Mungkin awalnya hanyua bercanda, tapi setelah itu viral dan disebarkan banyak orang. Niatnya bercanda tapi jadi merugikan, ini kan tidak benar,” paparnya.
Bisa juga orang menyebarkan hoaks untuk mencari sensasi. Dengan membuat sensasi, diharapkan ia bisa mendapat perhatian dan pengakuan dari orang lain.
Terakhir adalah adanya upaya yang disengaja, untuk menjatuhkan orang lain. Wayan mengatakan hoaks ini sangat umum muncul di tahun-tahun politik.
“Jadi dia sengaja bikin hoaks karena ada kepentingan, misalnya menjatuhkan lawan politik, atau membuat popularitasnya meningkat,” pungkas Wayang.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia.
Dalam webinar kali hadir juga, Bunga HD sebagai key opinion leader, Putu Yogi Budiastra selaku Instruktur Housekeeping, Ody Waji CEO Waji Traves dan Co Founder 3C.comm, dan Abang Suluh Husodo CEO MaxPlus.
Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.