Pelajarai Aplikasi Edukasi untuk Anak di Dunia Digital

0

Keerom Papua  – Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan oleh bocornya data 1,3 juta pengguna eHAC yaitu aplikasi yang berfungsi untuk melakukan verifikasi penumpang selama bepergian. Aplikasi ini wajib untuk setiap wisatawan dari negara atau wilayah tertentu yang terkena penyakit, misalnya Covid-19.

Bayangkan data pribadi sebanyak 1,3 juta penggunanya diduga mengalami kebocoran. Ini adalah salah satu contoh kasus ancaman kebocoran data dalam konteks keamanan digital (digital security).

Sebelumnya dugaan kebocoran data digital juga terjadi pada beberapa perusahaan maupun lembaga pemerintahan di Tanah Air. Dalam dunia digital, keamanan menjadi isu yang sangat penting terlebih di tengah pandemi yang telah berlangsung selama hampir dua tahun ini. Hal tersebut karena adopsi teknologi digital sangat cepat berkembang terutama yang terkait dengan cara manusia berinteraksi antara satu dengan lain.

Menurut Muhamad Syaifulloh seorang Guru yang menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Keerom, Papua, Selasa 31 Agustus 2021, ada satu sisi keamanan digital yang penting dilakukan yaitu keamanan digital untuk anak-anak

Di era digital ini banyak tantangan yang harus dihadapi oleh anak-anak yang sudah terbiasa terhubung dengan internet. Ada beberapa bahaya dan risiko yang akan menghantui anak-anak terlebih karena literasi digital mereka yang rendah. Apalagi pengguna internet oleh anak-anak semakin meningkat karena adanya kebutuhan untuk mengakses pembelajaran semasa pandemi Covid-19.

Oleh karena itu agar anak paham menggunakan internet atau gawainya secara bijak, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan literasi kepada anak-anak. Diantaranya melindungi data pribadi mereka di internet, memberikan pemahaman bagaimana mereka memiliki kapasitas untuk memilah mana informasi yang benar, yang bisa dipercaya dan akurat.

“Ada sejumlah tips menjaga anak tetap aman di dunia digital adalah dengan berkomunikasi secara terbuka. Bagaimana anak kita berinteraksi di dunia maya. Bagaimana kita ngomong berpakaian itu harus kita ajarkan karena kalau kita tidak komunikasi akhirnya mereka akan jadi tidak teratur. Juga beri kesepakatan kapan mereka bisa berinternet memegang HP, berhubungan di dunia maya kita harus memberikan kesepakatan,” ujar Muhamad Syaifulloh dalam webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani ini.

Selain itu lanjutnya, orangtua bisa memanfaatkan fitur perlindungan teknologi digital. Serta sangat penting untuk menemani anak saat mengakses internet karena tidak semua negatif tidak semua jelek tapi ajarkan yang positif dengan memperkenalkan aplikasi aplikasi edukasi.

Jangan lupa juga berikan juga aak ruang untuk berkreasi dan mengekspresikan diri semidal membuat konten YouTube. Dan dorong anak untuk melapor jika melihat atau mengalami masalah di dunia maya. “Seperti iklan-iklan yang mungkin tidak wajar bisa kita stop, dorong anak kita untuk melaporkan, termasuk kejadian bullying,” jelasnya lagi.

Juga penting untuk mengajarkan anak untuk tetap berperilaku baik di dunia maya. Caranya dengan mengajarkan mereka etika-etika baik atau batasasn-batasan yang baik saat dunia digital. “Kunci nya adalah ingatkan waktu dan berikan pengertian.”

Selain Muhamad, pembicara lain yang turut berbagi wawasan tentang literasi digital adalah Azizah Zuhriyah, Divison Head Finance TC Invest, Chyntia Andarinie, Founder Mom Influencer ID & Unpopulart Creative, dan Reza Aditya sebagai Key Opinion Leader.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *