Jangan Dianggap Bercanda, Begini Dampak Cyber Bullying Pada Korban
Nabire -Isu cyber bullying seringkali dianggap sepele dan bukan permasalahan. Bahkan, beberapa juga berdalih bahwa cyber bullying yang dilakukan hanya sekadar bercanda.
“Padahal, cyber bullying akan memberikan dampak negatif, jangan dianggap sepele, jangan dianggap bercanda. Bagi korban mereka akan mudah depresi marah, timbul perasaan gelisah, cemas, menyakiti diri sendiri, bahkan hingga percobaan bunuh diri,” kata Chyntia Andarinie, Founder Mom Influencer ID & Unpopulart Creative, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Wilayah Kabupaten Nabire, Papua, (13/9/2021).
Chyntia mengatakan bahwa dampak cyber bullying sendiri bukan hanya terjadi pada korban. Tapi juga pada pelaku dan juga penonton yang melihat.
“Bagi pelaku mereka cenderung bersifat agresif, mudah marah, impulsif, dan ingin mendominasi orang lain dan dapat dijauhi orang lain,” kata Chyntia.
Sedangkan, lanjut Chyntian, bagi penonton dampak cyber bullying bisa membuat sejumlah orang bergabung dengan penindas, karena takut menjadi sasaran berikutnya. Sementara, beberapa yang lainnya mungkin hanya akan diam saja ketika melihat cyber bullying terjadi.
Oleh sebab itu, untuk meghindari cyber bullying, Chyntia menyarankan untuk bisa mengakses internet dengan lebih bijak. Ia mengatakan, bahwa sebaiknya internet digunakan sesuai dengan keperluan.
“Jangan terlalu lama mengakses internet, kita harus pastikan informasi itu kita dapatkan sesuai yang kita butuhkan, dan jangan terlalu lama, dan membuat waktu terbuang dengan percuma,” kata Chyntia.
Ia melanjutkan, bila melihat ada akun yang melakukan cyber bullying, akan lebih baik untuk bisa mereport dan meng-unfollow akun tersebut. Sedangkan jika pelaku cyber bullying ialah orang terdekat, Chyintia menyarankan untuk bisa membantu mengingatknnya.
“Kalau orang dekat kita bantu ingatkan, kita harus bisa kontrol informasi yang kita dapatkan di dunia maya,” ujar Chyntia.
Lebih lanjut, Chyntian juga menyarankan untuk rutin melakukan detoks internet. Hal itu penting dilakukan agar bisa terhindar dari ketergantungan internet dan media sosial.
“Jangan buka medsos, kita detoks dulu dan tidak melihat berita yang bermuatan negatif supaya kita bisa lebih fokus lagi, dan terseret arus-arus tersebut, dan menghindari cyberbullying dengan mengontrol diri sendiri, kita memfilter informasi dan kita mengatur dengan siapa kita mau berinteraski di media sosial,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama Fendi, Founder of SuperStar Community Indonesia (Digital Entrepreneur Community), juga menyampaikan tentang pentingnya memiliki skill digital di era saat ini.
Bahkan Fendi mengatakan bahwa jika bisnis seorang tidak ada di internet besar kemungkinan usaha tersebut akan gulung tikar.
Selain mereka berdua, hadir juga Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNCEN, Ishak Beno, dan Key Opinion Leader, Vizza Dara.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.