Pilih Platform Media yang Cocok Untuk Membantu Marketing
Gianyar -Banyak platform sosial media yang efektif digunakan untuk mempromosikan produk ataupun jasa yang kita miliki. Menurut Sofia Sari Dewi, seorang Content Creator saat menjadi narasumber di Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis 16 September 2021, penggunaan platform media sosial untuk marketing haruslah disesuaikan dengan karakteristik penggunanya.
“Platform media itu harus dipilih mana yang cocok kita pakai dan pilih sosmed yang tepat semisal Facebook dan Twitter. Kita juga harus mengidentifikasi kalau semisal jika public speaking kita bagus maka harus memilih yang sesuai dengan konsen kita pilih yang mana,” ujar Sofia dalam webinar yang dipandu oleh Patria Prathama ini.
Selain itu pemilihan platform media sosial juga harus berdasarkan kenyamanan kita sendiri. “Patokannya adalah, media sosial mana yang paling sering kita buka, yang membuat kita paling nyaman itulah yang paling pas dengan diri kita,” imbuhnya.
Selain pemilihan platform media sosial yang akan lebih efektif sesuai dengan karakter diri kita, Sofia juga membicarakan tentang jejak digital yang harus dirawat. Sebab jejak digital dapat merugikan pengguna dan bisa mencoreng reputasi professional.
Beberapa masalah umum yang biasa terjadi akibat jejak digital yang buruk adalah pertama, reputasi profesional bisa rusak. “Biasanya perusahaan mempertimbangkan pelamar kerja dari jejak digital dan bisa menimbulkan pencemaran nama baik,” kata Sofia.
Kedua, jejak digital yang buruk dapat mengakibatkan digital exposure atau risiko seseorang yang tidak dikenal bisa mengakses data pribadi. Ketiga, jejak digital yang kurang bijak juga bisa memancing pelaku kejahatan digital melakukan pencurian perbankan hingga phising. Untuk itu penting memiliki kemampuan literasi digital yang baik.
“Seseorang yang tidak dikenal bisa mencuri password kita lalu mengeprint kartu identitas kita nanti dipakai mencetak seperti kartu yang sebenarnya. Kemudian melapor ke kantor Polisi minta surat kehilangan berpura-pura menjadi diri kita. Setelahnya pergi ke bank minta ATM dan tabungan dan semua data akun perbankan kita bisa hilang. Ditambah lagi tanda tangan juga bisa dipalsukan sehingga kita harus hati-hati sekali,” katanya.
Untuk membuat jejak digital yang baik, sederhananya haruslah berpatokan pada THINK yang terdiri dari:
- T berarti True, apakah yang dibagikan sesuai fakta atau hoaks
- H dari kata Helpful atau berarti apakan unggahan bermanfaat atau tidak bagi orang lain
- I untuk Information atau apakah informasi yang dibagikan valid dan bisa dipertanggungjawabkan
- N untuk Needed atau apakah informasi yang diberikan diperlukan oleh masyarakat
- Dan K untuk Kind atau apakah jejak digital yang dibagikan sopan dan bijak, atau tidak sama sekali.
Andai itu semua diabaikan, dikhawatirkan pengguna digital akan mengalami kerugian-kerugian akibat jejak digital yang kurang bijak.
Webinar Literasi Digital di Gianyar, Bali merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Nannette Jacobus, Branding Strategist Relawan Kemanusiaan dan Content Creator, I Nyoman Sucana, M.Kom, Wakasek SMK TI Bali Global Denpasar dan Wirausaha dan Dhan Geisha sebagai Key Opinion Leader.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.