Kaimana Papua Barat -Banyak orangtua seringkali tidak sadar ketika mengunggah konten atau foto anak di media sosial. Padahal, banyak bahaya yang rentan mengancam anak di dunia digital.
Bahkan, total pengaduan kasus pornografi dan kejahatan siber yang menjerat anak yanng tercatat oleh Komisi Perlndungan Anak Indonesia terus meninggkat. Pada 2017 hanya sekitar 608 aduan terkait kejahatan siber anak, sementara pada 2019 telah meningkat menjadi 2019.
Dalam situasi yang demikian, banyak orangtua yang mungkin telah terlanjut mengunggah konten anak di media sosial. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko kejahatan siber pada anak?
“Kalau sudah terlanjut mengunggah, mungkin bisa membatasi akun tersebut. Tapi, bahkan akun private itu rekam jejak digitalnya juga tetap ada,” ujar Chyntia Andarinie, Founder Mom Influencer, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kaimana, Papua Barat, Rabu, (18/8/2021).
Chyntia sendiri menyadari bahwa tiap orangtua punya pertimbangan masing-masing saat mengunggah konten tentang anak di media sosial. Beberapa bertujuan untuk mengarsipkan. Tapi, ia mengingatkan orangtua untuk bisa lebih hati-hati.
“Jadi yuk kita pikir lagi apakah foto dan konten diupload buat apa dan dipertimbangkan baik buruknya dan kalau sudah siap, dan atau ini kalau kejadian ke anak saya kita bisa mengatasinya. Tapi kalau bisa mencegah lebih baik mencegah,” kata dia.
Selain itu, ia juga menyarankan orangtua mendampingi anak saat memakai gawai dan berselancari di dunia maya. Kemudian batasi akses internet sesuai dengan kesepakatan bersama anak.
“Diskusi bersama pasangan seputar literasi digital dan libatkan anak jika usianya sudah pra remaja,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Sofia Sari Dewi seorang Desainer, juga menyampaikan etika untuk menggunakan media sosial. Menurutnya, tidak perlu takut bermedia sosial asal menggunakannya dengan bijak.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kaimana, Papua Barat ini juga menghadirkan pembicara lainnya, yakni Pemerhati Pendidikan Literasi Papua Barat, Petris Irmanus Yolis, dan Key Opinion Leader, Bunga Haru.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.