Fahami Metode Pembayaran Digital
Lombok Timur – Kemajuan teknologi digital bukan hanya mengubah cara berkomunikasi melainkan memberikan kemudahan dalam transaksi melalui berbagai platform dompet digital. Namun, kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan dalam pembayaran melalui digital tidak sepenuhnya aman karena berbagai risiko dan kejahatan siber masih kerap terjadi.
Resiko memang selalu ada, tetapi selama kita memahami lebih jauh dan mengenal resiko yang ada kerugian yang terjadi akan berkurang. Sebelum kita bisa menghindarinya, lebih baik kita memahami bagaimana konsep atau prosedur kerja dari metode pembayaran digital.
“Beberapa dompet digital memerlukan aktivasi supaya jadi pelanggan yang premium atau menikmati fasilitas premium dengan foto diri, ktp, dan identitas lainnya,” ujar Grace saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Senin (19/7/2021).
Grace juga menambahkan, saat ini banyak sekali penjualan data diri berupa foto dengan ktp serta identitas yang mengakibatkan kebocoran data, dan semacamnya. Selain bisa menggunakan kita juga perlu permahaman dalam menggunakan aplikasi yang sudah berbasis digital seperti ini.
“Tapi saya yakin beberapa dompet digital yang memang sudah memiliki lisensi sudah pasti legal dan diawasi pemerintah atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika sudah masuk daftar OJK itu pasti sudah memiliki keamanan untuk data diri pelanggannya,” tambah Grace.
Menurutnya, kita tetap harus berhati-hati keamanan dan legalitas dompet digital. Untuk itu, sebelum menggunakan dompet digital perlu mencari tahu apakah aplikasi tersebut sudah resmi, sudah terdaftar dan sebagainya.
“Jangan karena gambar yang sama, atau teman-teman sudah pakai, kita jadi ikut-ikutan pakai. Bukan seperti itu ya,” ujarnya.
Selain soal keamanan, Grace juga mengingatkan adanya perubahan pola hidup konsumtif atau overstanding. Ini adalah momen disaat kita tidak sadar kalau kita baru saja menambah saldo atau limit dompet digital, dan langsung menggunakan saldo karena tertarik akan promo sesaat.
Resiko ini yang dikhawatirkan, secara tidak sadar dapat membuat pengeluaran jadi besar. Untuk menyiasatinya, Grace menyarankan masyarakat mulai mencatat pemasukan dan pengeluaran setiap menggunakan dompet digital ini.
Selain pengeluaran pribadi, menggunakan dompet digital juga menambah biaya pelayanan.
“Karena setiap dompet digital punya cara dan pelayanan jasa nya masing-masing, maka kita akan menambah biaya transaksi ditambah biaya untuk pelayanan dari dompet digital terkait,” tutur Grace.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi menyelenggarakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Webinar kali ini dilakukan di wilayah Kabupaten Lombok Timur, NTB, Senin (19 Juli 2021). Webinar kali ini menghadirkan pembicara yaitu Grace Melliza M. (Head of Marketing Communication & Event Digital), Ahmad Patoni (Kepala Munir PPSM THOHIR YASIN Lombok Timur), Makbuludin (Kepala Sekolah SMKN 1 Sikur Lombok Timur), dan Guntur Nugraha.
Dengan acuan 4 pilar utama yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Selain itu juga merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten.