Ruang Digital Bisa Jadi Panggung Menampilkan Kreasi

0

Manggarai Barat- Banyak bidang kehidupan yang juga ikut terangkat juga dengan berkembangnya dunia digital. Contohnya adalah sisi pariwisata dan budaya di daerah, salah satunya di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. 

Menurut Nur Muhammad Ahmad, Freelace Photographer dalam Webinar Litreasi Digital wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu 21 Juli 2021, dengan kemajuan ruang digital daerah Labuan Bajo ikut berkembang juga.

“Labuan Bajo semakin dikenal orang seiring berkembangnya dunia internet, dimana informasi semakin mudah dan cepat didapat,” ujar Nur Muhammad dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Untuk itu mengekeksplorasi destinasi wisata di ruang digital menjadi sebuah keharusan apalagi di tengah pandemic yang mewajibkan pembatasan mobilitas dan pembatasan sosial orang. “Bisa dengan membangun website, memanfaatkan YouTube sebagai ruang kreasi sekaligus panggung untuk menampilkan kreasi kita,” katanya.

Ia mengatakan hampir 99 persen kegiatan dilakukan dengan menggunakan fasilitas d dunia digital. “Ketika kita merasa bahwa kita terus mengupayakan visi dan misi kita membutuhkan gizi,kita memanfaatkan teknologi digital untuk membangun usaha disitu,” imbuhnya.

Sementara itu cakap digital untuk selalu mengunggah hal-hal positif di internet juga disinggung oleh pembicara lain Nannette Jacobus, seorang Content Creator. Dikatakan Nannette alasan kenapa kita harus memposting dan berkomentar positif di medsos adalah karena jejak digital kita tak bisa hilang. Jika ada jejak digital yang negative, suatu saat akan ketahuan dan merugikan masa depan kita.

“Era digitalisasi mau tidak mau kita harus menyadari bahwa kita sudah masuk di era digital, gak penting lagi usianya berapa, pekerjaanya apapun semua terkena imbas oleh digitalisasi.  Kita dipaksa mendigitaliasikan hidup kita. Sangat disayangkan jika kita tidak mau meningkatkan literasi digital kita, potensi kita bisa lebih luas jika ikut digitalsiasi, jika tidak kita akan ketinggalan jaman,” ujar Nannette.

Dijelaskannya juga, awalnya medsos hanya dipakai untuk ketemu teman lama, keluarga dan medsos dibuka saat waktu senggang saja. Tapi sekarang sudah menjadi kebutuhan , bukan hanya untuk rekreasi karena semua aktivitas dikerjakan lewat medsos.

Bahkan ada pemerhati medsos yang mengatakan bahwa orang orang lebih banyak di medsos dibandingkan untuk tidur. Dan medsos sudah jadi bagian dari kehidupan yang susah untuk dilepaskan. “Negatifnya apabila kita menggunakan medsos tanpa tangungjawab dan etika kerusakannya sama dengan penyebaran tanpa batas dan masifnya, bahaya sekali, ujar Nannette.

Contoh saja, kesukaan dan ketidaksukaan pada pubik figure gampang tersulut. Dan gara gara hoax terpecah kubu dan jika medsos tak beretika dan tak bertanggungjawab akan sangat berbahaya.

Sementara itu identitas digital adalah instrument atau kumpulan data yang digunakan untuk membuktikan eksistensi seseorang di dunia digital. Gabungan dari katareristik dan juga jenis interaksi yang kita lakukan di sosmed.

“Setiap sosmed memilii pandangan yang berbeda dalam melihat identitas digital seseorang. Misalnya kita sering buka  otomatif setelahnya kita akan dapat iklan otomatif. Jika kita like seseorang itu akan jadi identitas kita, besok kita dapet postingannya jadi engage nya kita. Jejak digital adalah tapak data jejak langkah yang tertinggal setelah beraktivitas di internet baik sengrja atau tidak,” tuturnya.

Selain Nannette dan Nur Muhammad, pembicara lain yang juga hadir adalah Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI dan Nata Gein sebagai Key Opinion Leader.

 Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *