Transformasi Digital Bentuk Lanjutan Revolusi Industri
Sumbawa – Upaya peningkatan teknologi di Indonesia terus dilakukan oleh pemerintah. Demi menunjang kemudahan dalam beraktivitas terutama di masa pandemi seperti ini. Transformasi digital perlu gencar dilakukan agar melahirkan peluang dan kesempatan baru untuk meningkatkan literasi digital untuk kedepannya.
“Penggunaan teknologi untuk mentransformasikan katalog menjadi berbasis digital,” ujar Aminuddin saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Senin (19/7/2021).
Menurut Aminuddin, transformasi digital adalah bentuk lanjutan dari revolusi industri. Revolusi pertama yaitu di abad ke-18 mulainya digunakan mesin dalam proses produksi. Seperti ditemukannya mesin uang, itu merubah cara manusia melakukan produksi.
“Ada beberapa sektor di negara kita yang sebenarnya masih berjuang masuk ke revolusi 1.0. Misalnya, sektor pertanian. Penggunaan alat pertanian mekanisasi itu di beberapa daerah pelosok masih jadi masalah,” tambahnya.
Meskipun begitu, sudah ada daerah yang masuk ke 2.0 dan 3.0, dapat dilihat bahwa revolusi yang terjadi masih belum sama rata. Ada yang sudah maju dan masih ada yang tertinggal.
Ini menjadi pr kita kedepan, karena perkembangan akan terus terjadi. Jika yang tertinggal belum juga diberikan edukasi, maka kedepannya akan makin jauh tertinggal.
“Ketika kita memotret dalam skala wilayah artinya variasi ini masih banyak kita jumpai. Sehingga ketika kita bicara soal digital, mestinya harus lebih spesifik melihat dimana wilayah yang diarahkan,” ujarnya.
Agar edukasi yang dilakukan bisa lebih dipahami masyarakat maka kita juga harus berbicara sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada. Hasil yang disampaikan juga akan lebih maksimal karena dapat disesuaikan langsung dengan kondisi di wilayah terkait.
Aminuddin juga mengatakan, apakah kita melakukan transformasi digital karena didasarkan oleh kebutuhan agar lebih maju, atau sebuah respon kita dari tantangan yang ada.
“Saya menawarkan kita melihat hal ini di dalam perspektif kebudayaan. Kebudayaan itu sebenarnya dilihat sebagai cara respon individu atau komunitas merespon kondisi lingkungan (warisan budaya),”
Peranan kita dalam turut andil meningkatkan transformasi digital akan selalu dibutuhkan. Hanya saja lebih diperhatikan, kondisi lingkungan yang ada agar penyampaian dari kita lebih bisa masuk ke masyarakat atau daerah yang dituju.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi menyelenggarakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Webinar kali ini dilakukan di wilayah Kabupaten Sumbawa, NTB, Senin (19 Juli 2021). Webinar kali ini menghadirkan pembicara yaitu Yulia Dian Chandra (Social Media Specialist, Writer & Content Creator), Nasrullah Darwis (Kepala Sekolah SMKN 3 Sumbawa), Aminuddin (Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa), dan Wicha Okta Riska.
Dengan acuan 4 pilar utama yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Selain itu juga merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten.