Pelaku Kejahatan Siber Memanfaatkan Rasa Penasaran Kita

0

Sumba Barat-  Sisi positif yang banyak kita dapatkan dari perkembangan dunia online juga dibarengi dengan potensi kerawanan kejahatan di dunia maya. Dan sejumlah penipuan online yang menimpa para penggunanya terjadi karena penjahat memperdaya rasa penasaran kita sebagai sebenarnya sesuatu yang naluriah saja.

Hal itu dikatakan oleh Abang Suluh, Managing Director Maxplus Indonesia Anugerah, dalam Webinar Literasi Digital wilayah Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pada Rabu 30 Juni 2021. “Para penjahat dunia siber memperdaya para pengguna dengan memanfaatkan naluriah kita untuk penasaran akan sesuatu,” ujar Abang Suluh.

Abang Suluh mengingatkan banyak masyarakat yang terkena tipuan kejahatan siber karena rasa penasaran. Ada juga yang tertarik dengan iming-iming hadiah atau kesempatan mendapatkan bantuan tunai dari program-program pemerintah. 

“Begitu diklik muncul gambar atau video porno atau lebih parah link yang diterima menuntun masyarakat untuk tanpa sadar memberikan password. Ujung-ujungnya akun diretas,” kata Abang Suluh.   

Kendati sudah terlanjut masuk perangkap awal pejahat tadi, Abang menyarankan agar segera mundur dan tinggalkan link tersebut. “Masih ada kesempatan untuk mundur sebelum terlalu dalam masuk ke perangkap.”

Meski rentan terhadap kejahatan siber, digitalisasi terus berkembang dan mulai mengubah kehidupan masyarakat. Contohnya, bila dulu masyarakat harus ke luar rumah untuk berbelanja, kini mereka bisa duduk manis sambil memesan barang-barang yang diinginkan. 

Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika, Persandian dan Statistik (DKIPS),  Kabupaten Sumba Barat, Anita Rinie mengatakan, era digital bukan opsi tapi suatu kebutuhan. Kendati begitu, masyarakat pengguna juga harus pintar memilih konten dan jeli menerapkan toleransi.

“Toleransi harus selalu dikembangkan dalam berinteraksi dengan sesama. Hati-hati dalam berkomentar dan posting. Ingat juga ada UU ITE,” katanya. 

Ia pun menyarankan agar dalam menggunakan media sosial masyarakat harus bisa mengendalikan diri. Jangan cepat berkomentar tanpa memperhatikan perasaan orang lain. Juga yang harus diingat dalam berinteraksi dengan dunia medsos adalah jangan memperlakukan medsos seperti buka harian, padahal beda.

Dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama Siberkreasi ini juga menghadirkan Silvia Kartika, AVP, Ecosystem & Business Development, Consumer Banking Group DBS Bank dan Agustinus Umbu Sobang. 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *