Browser Perlu Diupdate untuk Memperbaiki Celah Keamanan di Ruang Digital
Lombok Barat – Kejahatan siber atau di dunia digital merupakaN tantangan yang harus dihadapi seiring perkembangan teknologi internet yang semakin canggih. Dengan kata lain kejahatan digital ini merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet.
Sebagian besar kejahatan di dunia digital berbentuk phising yaitu tindakan memperoleh informasi pribadi seperti user ID, PIN, nomor rekening bank, nomor kartu kredit pengguna internet secara tidak sah.
Seperti yang dikatakan oleh Nurlia Ni’matul Rohmah, M.Kom.I, CFO Kitapixel, Digital Mandiri Lombok Barat bahwa informasi pribadi ini kemudian akan dimanfaatkan oleh pihak penipu untuk mengakses rekening.
“Melakukan penipuan kartu kredit atau memadu nasabah untuk melakukan transfer ke rekening tertentu dengan iming iming hadiah,” ujar Nurliya Ni’matul Rohmah dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis 5 Agustus 2021.
Ia mengatakan bahwa sekitar 32% pencurian data selalu melibatkan kegiatan Phising. Di tahun 2020 anti-phishing working group mencatat sudah ada 165, 772 website phising yang siap menjaring korban. Dan sebagian besar phising mengincar sektor finansial. Lebih lanjut dikatakannya bahwa kita perlu mengetahui sejumlah tekhnik phising agar semakin waspada dan bisa menghindarinya. Di antaranya adalah manipulasi phising, membuat alamat palsu dan membuat situs palsu.
Selain itu tindakan phising yang sering ditemui adalah email phising dan menurut data, terdapat 3,4 miliar email palsu yang dikirimkan setiap harinya. Selain itu ada juga spear phising yang menyasar calon korban tertentu, setelah mengetahui nama dan alamat korban. Sedangkan whaling phising menarget individu secara spesifik, seperti pemilik bisnis, direktur perusahaan atau manajer personalia. Ada juga web phising yang memanfaatkan website palsu untuk mengelabui calon korban. Website palsu akan mirip dengan website asli, bahkan nama domain dibuat semirip mungkin.
Phising sendiri dijalankan pelaku dengan mengawali untuk memilih calon korban, menentukan tujuan phising, membuat web phising dan calon korban mengakses website phising kemudian mengikuti instruksi pelaku yang akhirnya pelaku memanfaatkan data korban untuk keuntungan pribadinya.
Setelah mengenali semua itu, diharapkan setiap pengguna internet bisa menghindari phising dengan mengambil sejumlah langkah-langkahnya. Yaitu jangan asal klik link yang tidak ada tanda securenya dan biasanya tertulis http saja bukan https.
Selain itu jangan asal menginput data atau informasi pada situs yang menawarkan iming-iming hadiah dan sumber yang tidak dapat dipercaya. Juga jangan membagikan link yang dikirimkan pelaku phising kepada orang lain.
“Jika anda menerima sms di pesan washap yang terdapat indikasi phising, harap tidak membagikan kepada orang lain. Perlu juga mengecek siapa pengirim emailnya, cek alamat email yang mengirimkannya pada bagian form field, karena bisa jadi email palsu,” ujarnya dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.
Selain itu kita juga harus selalu secara berkala mengecek rekening milik sendiri dan dan hapus akun lain yang sudah tidak terpakai. Yang tak kalah penting adalah untuk mengecek bahasa yang digunakan. Jika terdapat kesalahan ejaan, tata bahasa atau sintaks yang buruk atau kekakuan lainnya dalam penggunaan bahasa.
Yang juga sangat mempengaruhi keamanan ruang digital kita adalah selalu update secara berkala google chrome ke versi yang terbaru, update antivirus dan scan malware serta update software.
Setiap browser merilis versi terbaru untuk memperbaiki celah keamanan dan fitur yang lebih efektif. Yang juga penting adalam mempergunakan two factor authentication agar akun tidak mudah di hack orang lain, backup data misal setiap minggu serta double atau triple cek verifikasi web.
“Selalu update informasi terkait phising. Cek di Google situs-situs resmi dan sesuaikan dengan web yang di email kepada anda,” tandasnya.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Rendy Doroii, Digital Communication Consultant, Lolita Lavietha, Dosen Universitas Multimedia Nusantara dan Wicha Riska sebagai Key Opinion Leader.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.