Cerita Yakoba Womsiwor, Jual Souvenir Khas Papua Sampai Belanda Berkat Melek Digital

0

Supiori Papua  -Dunia digital telah memberikan manfaat tak terkira bagi pegiat sosial sekaligus pemilik yayasan seni budaya di Papua, Yakoba Womsiwor.

Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Supiori, Papua, Kamis (29/7/2021), Dosen FISIP Universitas Cendrawasih itu mengatakan masyarakat umumnya Papua memiliki kemampuan berkreasi yang luar biasa.

Namun keterbatasan kemampuan teknologi masih menjadi masalah, yang perlahan mulai membaik. Apalagi platform digital dapat menjadi wadah pemasaran yang efektif terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.

“Perempuan Papua khususnya, sangat cepat beradaptasi dan memiliki kreativitas yang sangat tinggi dan harus diperkenalkan dunia digital untuk memasarkan produk mereka,” kata Yakoba.

Membentuk komunitas Papua’s Canzone sejak 2009 lalu, Yakoba telah merangkul banyak pengusaha kecil yang umumnya diisi perempuan. Dari situ, ia memperkenalkan dunia digital yang bermanfaat bagi pemasaran.

Selain itu, Yakoba juga selalu berusaha mengedukasi anggota komunitas untuk selalu berperilaku positif di dunia digital.

“Ada yang menjadi tatacara aturan di dunia digital. Jika dipahami baik akan menimbulkan rasa percaya orang terutama bisnis yang kita lakukan itu akan membangun kepercayaan pada konsumen. Etika digital itu harus kita patuhi,” tambahnya.

Sebagai pelaku usaha di dunia digital, Yakoba juga menekankan pentingnya berkomunikasi dengan bahasa yang dapat diterima publik tanpa menyinggung perpecahan termasuk SARA. 

“Jika kita tidak menggunakan (basaha) dengan baik, akan mendapat pengawasan dan kritik. Kritik memang membangun, tapi kita harus lebih memahami cara menggunakan dunia digital. Apalagi di berkat digital, bisnis bisa meraup keuntungan yang luar biasa. Kalau kita gunakan secara positif, hasilnya juga positif.”

Saat ini Yakoba dan komunitas UMKM berbasis budaya yang ia bina, telah memiliki beberapa toko dan galeri di wilayah Papua. Beberapa produknya bahkan sudah sampai ke negara lain seperti Belanda dan negara-negara di Afrika.

“Ada teman-teman dari Belanda yang menjual produk kita di sana dengan mengggunakan label kami. Ada juga yang sudah buka toko di Afrika, Amerika dan bekerjasama dengan KBRI dan KJRI untuk memberikan tempat pameran untuk kita.”

Beberapa produk yang ia dan komunitasnya buat diantaranya adalah tenun tikar khas Papua hingga batik Biak seperti Arbur, Uryas dan Mampenans.

“Lewat komunitas UMKM, saya bisa bantu mereka jual produk lewat website Wonderful Papua. Itu kepercayaan yang sudah kami bangun di dunia digital. Meraih kepercayan adalah modal utama untuk membuat kita terus berproduksi dan menjual produk dengan baik,” pungkasnya.

Selain Yakoba Womsiwor, hadir pula dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Supiori Papua, yaitu Driana Rini, sosial media enthusiast dan pengusaha, Crish Jatender, Kaprodi teknik indormatika STTI STIENI dan Masra Suyuti sebagai key opinion leader.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *