Kenali Bahaya Smishing di Dunia Digital
Denpasar – Perkembangan dunia digital saat ini ditandai dengan semakin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Mulai dari sosial, ekonomi hingga politik tak bisa berpaling dari dunia digital. Bahkan bisa dibilang eksistensi berbagai sisi hidup manusia banyak yang bergantung pada dunia maya.
Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan dunia digital berkembang sangat pesat beberapa tahun belakangan ini
Berbagai fasilitas kemudahan berkomunikasi dan mengekresikan diri diberikan oleh perkembangan dunia digital saat ini. Kehadiran internet membuat masyarakat bisa berbagi konten atau informasi ke berbagai tempat.
Untuk itu dibutuhkan kreatifitas positif para pengguna media sosial agar konten yang dibuat beragam dan menarik perhatian serta bermanfaat serta menginspirasi orang lain.
Dalam Webinar Literasi Digital yang digelar di Kota Denpasar, Bali, Jumat 2 Juli 2021 ini hadir sebagai pembicara Royyan Nobeel, CTO Viding.co, Abang Suluh Husodo, CEO MAXPLUS, I Made Bhaskara Gautama, S.TI, M.Kom, Dosen ITB STIKOM Bali, I Made Arya Budhi SAputra, S.Kom, M.CS, ITB STIKOM Bali dan Key Opinion Leader Masra Suyuti serta moderator Jhoni Chandra.
Dalam kesempatan ini Made bhaskara membahas tentang jeni-jenis penipuan di internet dan cara menghindarinya. Menurutnya ada banyak jenis penipuan di dunia digital yang terjadi diantaranya adalah phising, smishing, Impersonation hingga hoax.
“Smishing atau sms phising semisal menawarkan lewat online barang lelang tapi ujung ujungnya menipu. Korban biasanya diarahkan dihubungi lewat washap atau SMS dan memberikan sebuah link. Saat korban meng klik link tersebut maka akan keluar social engineeringnya,” ujar Made Bhaskara.
Ada juga penipuan impersonation yaitu pelaku berpura-pura menjadi teman kita memakai akun medsos yang bersangkutan. Biasanya pelaku sudah mempelajari target yang akan dituju. Sedangkan hoaxyang umum biasanya untuk kepentingan politik.
Untuk menghidari terpedaya dengan beragam penipuan online tersebut, Made Bhaskara mengatakan perlu sikap kehati-hatian pengguna internet. Ia menganalogikan internet sebuah rumah, untuk menghindari kejahatan, jangan biarkan pintu rumah terbuka.
Ia juga memberi saran agar kita tak mudah percaya, tak mudah tergiur dengan keuntungan dan kesenangan lain yang tidak logis. Yang tak kalah penting adalah jangan klik sembarang link, juga tak mengunggah data diri ke media sosial.
“Jangan tampilkan data diri lengkap di medsos. Jangan pula jangan memakai jaringan wifi publik agar data kita tak dicuri,” sarannya.
Hal yang senada juga dijelaskan oleh Abang Suluh Husodo bahwa perlu sikap hati hati dan bijak dalam bermedsos. Dikatakannya teknilogi yang berkembang tapi tidak diikuti dengan wawasan yang dikembangkan juga maka akan menimbulkan gap.
“Ada beberapa hal yang semestinya tidak dilakukan tapi dilakukan. Misal saja sisi kesopanan cara mengomentari komentar pengguna lain misalnya dengan huruf kapital. Padahal jika sisi sensitifitas, huruf kapital dipandang sebagai ungkapan kemarahan,” ujar Abang.
Kendati begitu, Abang juga menyetujui pendapat bahwa banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari dunia digital. Termasuk pemanfaatan untuk dunia kerja, sekolah hingga mencari hiburan.
Tapi ia juga mewanti-wanti agar pengguna internet harus sadar juga siis negatif yang menyertainya agar bisa dihindari. Seperti maraknya perundungan atau bullying, pornografi, ujaran kebencian juga, hoax hingga penipuan.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.