Manfaatkan Tekonologi Digital: Tak Ada Alasan untuk Demotivasi di Masa Pademi

0

Badung bali  – Penetrasi internet demikian pesat dan telah memasuki semua segmen masyarakat dengan aplikasi mobile yang berkembang sehingga internet dapat merubah pola dan gaya hidup dan interaksi masyarakat. Termasuk juga mengubah pola metode perekonomian masyarakat yang saat ini terbantu oleh internet. Contohnya adalah penggunaan e-market oleh pelaku UMKM dan UKM.

UMKM dan UKM merupakan pemeran penting dalam pengembangan ekonomi lokal di berbagai sektor serta dalam pemberdayaan masyarakat. Sebab bisnis ini sangat berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan kegiatan ini menggambarkan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri baik dilakukan secara kelompok atau individu.

Dan sudah terbukti di masa pandemi UMKM menjadi salah satu mode perekonomian yang mampu menyelamatkan banyak karyawan yang terdampak untuk tetap survive. Apalagi dengan kemajuan ruang digital, pelaku UMKM semakin terbantu untuk terus eksis dan mengembangkan diri.

Hal itu dikatakan oleh Dr Ejasa Sembiring, MSi, Ketua STIE BIITM dalm Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, Senin, 9 Agustus 2021. Menurut Ejasa, nantinya jika situasi sekarang pandemi ini selesai maka akan banyak orang-orang yang terbentuk menjadi entrepreneur, mengembangkan usaha sendiri, berwirausaha.

“Seperti yang banyak dikatakan orang bahwa pandemic corona adalah akademi pembentukan mental yang memberi pengaruh yang hebat untuk ekonomi dan semua orang yang gagal di sector formal mulai merambah UMKM dan UKM,” ujar Ejasa dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.

Lebih lanjut dikatakannya jua bahwa tidak ada yang mustahil di era digital ini, jika mau out of the box maka saatnya sekarang menuju kebangkitan ekonomi mandiri.

Untuk itu yang harus dilakukan adalah dengan upselling atau mendorong konsumen untuk membeli produk yang lebih besar, lebih kuat, atau lebih banyak daripada produk awal yang konsumen pilih.

“Misalnya dengan pengemasan packaging dan melihat perkembangannya siapa pembeli dan siapa yang mengkonsumsi produk kita, Dan kita harus terus-menerus berpikir untuk mempelajari, melakukan dan observasi kebutuhan-kebutuhan dari konsumen,” imbuhnya.

Selain itu kita sebagai produsen atau pelaku bisnis juga harus selalu terhubung dengan kustomer melalui fitur-fitur yang ada di berbagai platform seperti live chat produk.

Dikatakannya bahwa UMKM harus terbuka dengan perubahan dan mau tidak mau harus masuk ke ruang digital, wilayah ecommerce. Dengan begitu kita bisa melihat banyak harapan juga tantangan yang ada di depan kita, tidak akan sulit kalau kita mau mengambil peran penting.

Memanfaatkan fitur sejumlah medsos dan e-commerce sangat penting karena kita bisa mengantisipasi penjualan dan pelanggan karena melalui online market kita bisa segera merespon semua pertanyaan dan semua komplain yang bisa direspon langsung.

Yang juga penting adalah memberi apresiasi untuk pelanggan kita yang loyal semisal teman kita yang kerap membali dan customer loyal dengan memberi apresiasi. “Sekecil apapun stimulus yang kita terima dari pelanggan harud diapresiasi minimal dengan mengucapkan terima kasih,” sarannya.

Dijelaskannya juga bahwa UMKM dan UKM harus bisa maksimal memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Semisal memaksimalkan HP, media sosial untuk meningkatkan performa produk yang dijual.

Asal tidak malu dan berpikir out of the box dengan memanfaatkan e-commerce online, apapun bisa kita lakukan dengan melakukan terobosan-terobosan. UKM menciptakan peluang pekerjaan sehingga mengurangi pengangguran di saat perusahaan besar tumbang oleh krisis fluktuasi mata uang, tetapi  UKM mampu bertahan

“Tidak ada alasan untuk menyerah, tidak ada alasan untuk demotivasi karena minimal handphone yang kita miliki sudah menjadi modal luar biasa. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi,” katanya.

Ia juga tak menampik ada banyak UKM yang bangkrut akibat pandemic, tetapi jika mau merubah strategi pengembangkan usaha dengan melibatkan online atau e-commerce  dan melakukan terobosan-terobosan baru maka dirinya yakin akan maju lagi.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Badung, Bali merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Adinda Atika, VP Business Development Fintech P2P Lending, Rio Mulyono, Direktur Utama PT Andara Lintas Indonesia dan Reza Aditya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *