Ada Peningkatan 130% Penelusuran Drama Korea di Ruang Digital Tahun 2020
Denpasar – Dunia internet khususunya dunia media sosial sudah menjadi makanan sehari-hari setiap orang saat ini. Dunia media sosial sudah merasuki segala kalangan masyarakat lintas umur, lintas gender dan lintas status sosial. Bahkan anak batita pun banyak yang sudah memiliki akun media sosial.
Menurut Aniek Suryanti Kusuma, S.Kom, M.Kom, Wakil Ketua I, STMIK STIKOM saat mejadi narasumber di Webinar Literasi Digital wilayah Kota Denpasar, Bali, Jumat 13 Agustus 2021, bahwa banyak fakta lain dari perilaku warganet atau netizen di Indonesia.
“Salah satu prilaku netizen Indonesia yang menujukkan betapa kita sebagai pengguna ruang digital, sangat bergantung dengan keberadaan internet adalah bahwa fakta rata-rata waktu yang dihabiskan untuk berinternet dalam sehari adalah 8 jam 52 menit,” ujar Aniek dalam webinar yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi.
Selain itu, fakta lain adalah rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menonton youtube dalam sebulan sebanyak 25,9 jam. Fakta menarik lainnya yang terjadi pada tahun 2020 di Google adalah terjadi 90% peningkatan topik terkait pola diet nabati, 160% peningkatan penelusuran menjaga kesehatan dan 20% peningkatan penelusuran makanan rendah kalori.
“Dari data Google menunjukkan ada peningkatan 300% menunjukkan penelusuran tentang pinjaman UMKM, 200% lonjakan penelusuran untuk paket sembako dan 120% peningkatan penelusuran tanaman rumah,” bebernya.
Sementara di YouTube menunjukkan ada 200% peningkatan penelusuran resep hidangan penutup seperti cookies dan kue dan 130% peningkatan penelusuran drama-drama Korea. Dan fakta lain adalah ternyata factor iklan tidak seberapa berpengaruh pada pengetahuan masyarakat tentang sebuah branding dibandingkan dari search engine.
“Insight netizen Indonesia terhadap brand sebanyak 49,7% tahu brand dari search engine dan yang tahunya dari iklan di media sosial ada 39,2%,” tuturnya.
Terkait dengan semakin masifnya penggunaan internet di masa pandemi, ada sejumlah kecakapan yang wajib kita miliki. Diantaranya kecakapan dalam menggunakan aplikasi yang mendukung pembelajaran, kecakapan menggunakan aplikasi digital marketing. Selain itu penting juga memiliki kecakapan menggunakan aplikasi untuk membuat konten-konten kreatif dan aplikasi bidang keuangan dan perbankan.
Secara detil, banyak aplikasi yang mendukung pembelajaran termasuk fitur-fitur user interface yang mudah digunakan seperti Ruang Diskusi, Kuis, Ujian Online, Laporan. Untuk kecakapan menggunakan aplikasi di bidang keuangan dan perbankan juga amat penting sebab literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah perencanaan keuangan.
Sementara itu untuk jobs landscape, ada sejumlah pekerjaan pekerjaan yang dibutuhkan pada saat ini yaitu data analyst, big data spesialis, internet of thing specialist, digital transformation specialist, proces automations. “Untuk itulah asah skill mu di bidang digital scale dengan berbagai macam cara di saat masa pandemic seperti saat ini.”
Senada dengan Aniek, pembicara lain di webinar yang sama yang menjadi Key Opinion Leader, Adelita Morskha mengatakan perlu mengasah skil di bidang digital untuk meningkatkan kualitas diri. Dikatakan Adelita ada sejumlah tips untuk tetap produktif di masa pandemic yaitu dengan disiplin waktu, membuat to do list, berolahraga dan mencari pekerjaan sampingan.
“Untuk mengimbangi perkembangan digital didunia bisnis, penting buat para pengguna dunia maya adalah mau belajar cara berbisnis online. Untuk masuk ke dalam bisnis online sangat penting untuk membuat strategi yang tepat, mengoptimalkan media sosial dan membuat konten-konten positif,” tambah Adelita.
Selain Adelita dan Aniek juga hadir pembicara lain yaitu Yulia Dian, Content Creator dan Nannette Jacobus, Relawan Kemanusiaan dan Content Creator.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.