Rai Mantra Tekankan Partisipatif dan Proporsionalitas Anggaran dalam Pemberdayaan Masyarakat
BADUNG– Calon gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengingatkan dalam pemberian bantuan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat harus memperhatikan proporsionalitas dan partisipatif
Hal itu disampaikan saat menggelar kampanye di Banjar Juwet, kecamatan Abiansemal, Badung, Senin (09/4/2018). Bertempat di kediaman Ketut Sugiana acara dikemas secara dialogis dengan menghadirkan warga setempat.
Rai Mantra menekankan tentang pemberdayaan masyarakat yang bersifat partisipatif dan proporsinal. Pemberdayaan masyarakat melalui bantuan harus ditujukan untuk mewujudkan kemandirian dan pertumbuhan ekonomi.
“Penggunaan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat harus proporsional, misalnya pemerintah menyiapkan 30 persen sisanya diusahakan oleh masyarakat sendiri, sehingga terwujud kemandirian,” kata Rai Mantra.
Dia menjelaskan, tugas pemerintah adalah meningkatkan kompetensi, daya saing dan meningkatkan pendapatan masyrakat. Karena itu orientasi pembangunan tidak saja pada pendapatan asli daerah (PAD). Tapi bagaimana masyarakat mengelola mata pencaharian secara mandiri yang berkelanjutan.
“Bukannya pemerintah tidak boleh kaya, tapi yang jauh lebih penting adalah yang kaya harusnya masyarakatnya,” ujarnya.
Untuk mewujudkan hal itu Rai Mantra memiliki sejumlah terobosan bagi Bali khususnya Badung. Wilayah Abiansemal yang dominan warganya bertani misalnya.
Pemerintah dapat memfasilitasi upaya peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian dengan konsep one village one product (OVOP). Di mana tiap desa memiliki satu produk unggulan..
Produk dimaksud bisa berupa barang maupun jasa. “Pemetaan potensi harus berbasis data yang jelas,” tegas Rai Mantra.
Selain itu petani juga diberdayakan melalui sertifikasi keahlian bertani. Khususnya bagi yang konsen mengembangkan pertanian organik.
Tak hanya itu, di basis-basis pertanian juga dibangun sentra-saentra pengelolaan dan pengembangan pertanian sesuai potensi yang ada. “Pembinaan dan sertifikasi profesi bagi petani termasuk untuk mengembangkan pertanian organik sehingga memberikan nilai tambah,” kata Rai Mantra.
Upaya mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi baru ini perlu melibatkan seluruh staakeholder, baik pemerintah, pengusaha, pakar dan tentu saja masyarakat itu sendiri. Semua dikelola secara kreatif berbasis potensi lokal.
“Ini yg harus jadi topik yang didorong bersama, peningkatan kapasitas sesuai potensi yang ada. Sehingga ekonomi kreatif menjadi alternatif pendamping pariwisata,” pungkasnya. (*)