Wianta dan Stephan Siap Berpameran di Il Rivellino Leonardo da Vinci Locarno Swiss

0

Perupa asal Swiss Stephan Spicher dan almarhum Made Wianta menggelar pameran di Locca Sea House, Jimbaran Hijau, Badung menandai bakal digelarnya pameran serupa di Leonardo da Vinci, Locarno, Swiss

Dua karya Made Wianta/dok.istimewa

Denpasar – Locca Sea House, Jimbaran Hijau, Badung menggelar pameran karya perupa asal Swiss Stephan Spicher dan almarhum Made Wianta yang menandai akan dilaksanakannya pameran serupa di Il Rivellino Leonardo da Vinci, Locarno, Swiss pada Maret 2024 mendatang.

Rencana ini menambah deret prestasi Made Wianta yang meskipun telah berpulang karyanya kian diapresiasi dan menjadi seniman Indonesia pertama yang berpameran di galeri yang memiliki pertalian sejarah sebagai studio pelukis Monalisa yang sohor itu.

Pembukaan pameran bertajuk Layering Time di Locca Sea House telah dilaksanakan pada Rabu, 20 Desember 2023 lalu bertepatan dengan peringatan ulang tahun Made Wianta (lahir 20 Desember 1949 dan meninggal 13 November 2020).

Sudakara ArtSpace Sudamala Resort Sanur Bali, Gelar Pameran Lukisan Whispering Calligraphy Karya Made Wianta

Pameran terbuka untuk umum dan berlangsung selama sebulan hingga 20 Januari 2024. Berikut tulisan kuratorial terkait pameran tersebut:

WAKTU, sebuah konsep yang sulit dipahami dan telah menangkap imajinasi manusia selama berabad-abad, telah menjadi subjek eksplorasi dan kontemplasi bagi seniman dari berbagai disiplin ilmu.

Dalam pengalaman seniman Swiss Stephan Spicher dan seniman Bali Made Wianta (almarhum) yang telah menghimpun pengalaman bertukar pikiran, saling belajar dari latar belakang kultur yang berbeda, bekerja bersama, berkolaborasi, dan berpameran bersama dalam rentang waktu yang tidak pendek.

Ruang Bagi Seniman Berbakat Indonesia Itu Disini Tempatnya
Dua karya Stephan Spicher./dok.istimewa

Kehadiran karya mereka baik yang dibuat sendiri-sendiri, maupun bersama setelah pertemuan mereka berdua dalam rentang waktu sampai Made Wianta meninggal adalah bukti sekilas mengenai implikasi mendalam dari pencapaian kerkaryaan masing-masing.

Masing-masing seniman dengan pengalaman cara hidup dari timur (Asia) dan barat (Eropa) tidak bisa dipandang sebagai dialog antara barat dan timur saja. Pengalaman mereka berdua yang saling mempengaruhi telah menantang gagasan konvensional untuk melihat masa kini.

Baik Stephan Spicher dan Made Wianta sedang tidak terlena pada romantisme pertemuan yang mengambil inspirasi dari masa lalu, mereka sedang menyelami gagasan dari peristiwa-peristiwa yang telah mereka lakukan, kemudian menangkap esensinya dan menghadirkan sebagai sebuah pembicaraan ulang yang sangat penting.

Anniversary ke-20 United In Diversity, Seruan Aksi Bersama: Transformasi Sistem untuk Masa Depan Dunia yang Lebih Baik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *