Tiap Kata yang Ditulis di Medsos Adalah Cerminan Diri

0

Rote Ndao  – Perkembangan teknologi informasi membawa masyartakat ke era digital yang berakibat terjadinya transformasi sosial. Apalagi dengan keberadaan media sosial yang membawa banyak perubahan dalam masyarakat.

Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etika dan norma yang ada. Indonesia dengan populasi yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial.

Dari berbagai kalangan dan usia hampir semua masyarakat Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik.

Menurut Dina Yulianti Ndun, Announcer Staff RRI Rote, yang menjadi salah seorang pembicara pada Webinar Literasi Digital wilayah Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis 26 Agustus 2021, dengan potensi besar dari pupulasi Indonesia dan perubahan sosial yang mengiringinya diperlukan etika bermedia sosial.

“Setiap kata yang dituliskan adalah cerminan dari apa yang dipikirkan. Oleh karena itu bijaklah dalam menghargai konten orang lain di media sosial dan kita harus bijak untuk bermedia sosial,” ujar Dina dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.

Lebih lanjut dikatakan Dina,  untuk itu setiap pengguna media sosial harus memahami etika yang merupakan ilmu pengetahuan tentang asas ahklak atau moral. “Seperti arti etimologi Yunani Kuno bahwa etika timbul dari kebiasaan yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep,” ujar Dina.

Karenanya fungsi etika itu terkait dengan hati nurani yang paling mengetahui kapan perbuatan individu melanggar etika atau sesuai etika. Etika juga bisa untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit dan mampu melakukan tindakan yang benar.

Terkait ddengan media sosial yang sebagian besar berisi karya karya atau konten dan unggahan setiap orang di dalamnya. Menurut KBBI, karya adalah karya pekerjaan, hasil perbuatan buatan ciptaan terutama hasil karangan. 

“Apapun yang kita tidak bisa kita pasti mencarinya di Google karena ini sangat membantu. Google itu luar biasa sekali tapi tahukah Anda siapakah penemu Google atau penemunya pendiri Google. Dengan mengetahui siapa pembuatnya kita jadi menghargai karya orang lain dengan benar,” katanya. 

Untuk menghargai karya orang lain bisa dengan berbagai cara. Di antaranya adalah memberi komentar positif terhadap suatu karya ataupun tidak memberikan komentar negatif terhadap suatu karya.

Selain itu menghargai karya orang lain juga bisa dengan memberi masukan untuk kesempurnaan karyanya atau memberi kritik yang konstruktif. Sebab karya yang baik perlu diberikan apresiasi. Juga kita harus menghindari perbuatan meniru karya seseorang tanpa menyebutkan nama pengarangnya. Misalnya kalau kita suka kutipan contohnya RA Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang, penting juga untuk menuliskan sumbernya dari mana.

“Kalau Anda tidak suka tidak perlu untuk memberikan komentar negatif. Hal-hal yang menurut kita sepele tidak penting belum tentu begitu untuk orang lain. Contohnya ada tik tok awards orang yang selama ini bermain Tik tok diberikan awards berarti ternyata karyanya dihargai,” jelasnya.

Harus diiingat juga bahwa menghargai karya orang lain itu harus tulus dengan memberikan apresiasi dan komentar yang baik dan positif. banyak sekali kata-kata yang kadang-kadang kita mengeluarkan dengan jari kita ini ada juga yang bilang seperti jarimu adalah harimaumu.

“Kalau tidak suka diam saja. Contohnya di akhir video jangan lupa subscribe like share dan menekan tombol lonceng,” ungkapnya.

Ada sebabnya kenapa kita wajib memberi apresiasi atas karya orang lain dan tidak mengejek jika kita tidak suka. Sebab pada sebagian orang efek komentar negatif itu dirasa berat. Semisal bisa menyebabkan kegelisahan, kurang tidur, perundungan cyber, iri hati ataupun kurang komunikasi.

Selain Dina para pembicara lain yang juga hadir berbagi wawasan tentang literasi digital adalah Azizah Zuhriyah, SE, MM, Divisin Head Finance TC Invest, Adinda Atika, VP Businee Development Fintech P2P Lending dan Fitriyani sebagai Key Opinion Leader.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *