Cara Cek Fakta di Media Sosial

0

Lombok Tengah- Sebuah laporan yang diterbitkan oleh salah satu manajemen platform di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dari jumlah penduduk sebesar 275 juta di Indonesia, sebanyak 170 juta orang sudah menggunakan media sosial. Itu artinya sebanyak 62 persen dari total penduduk Indonesia sudah melek digital. 

Data juga menunjukkan bahwa ada penambahan sekitar 10 juta penggna media sosial baru di tahun 2021 ini ketimbang tahun 2020 lalu. 6,3 persen penambahan selama satu tahun merupakan angka cukup fantastis. Hal inilah yang disampaikan oleh Ukki Anditia selaku Account Manager Digital Agency dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Kamis (24/6/2021). 

Menurut pria yang akrab disapa Ukki ini mengatakan bahwa besarnya angka penambahan jumlah pemakai sosial media tidak berbanding lurus dengan kualitas penggunanya itu sendiri. Dia mencontohkan, belum lama ini Microsoft mengeluarkan laporan survey mengenai perilaku para netizen di 32 negara. Hasilnya sungguh mengecewakan untuk Indonesia, dimana kualitas kesopanan netizen asal Indonesia berada di urutan paling rendah se Asia Pasifik. 

“Dalam hal ini adalah adab dan etikanya dalam menggunakan media sosial netizen Indonesia sangat rendah,” kata dia memaparkan. 

Lalu faktor apa saja yang membuat netter Indonesia disebut kurang sopan, dijelaskan oleh Ukki bahwa yang menjadi pokok dalam survey tersebut adalah masih maraknya ujaran kebencian yang dilakukan oleh netizen di Indonesia. “Bahkan netizen Indonesia masih menebarkan berita bohong di media sosial,” kata Ukki. 

Alih-alih membenahi diri melihat hasil survey, netizen Indonesia malah kedapatan menyerang akun Microsoft sampai kolom komentar ditutup. Hal inilah yang menurut Ukki masih perlu dibenahi dari sisi kualitas pengguna media sosial itu sendiri. Padahal, Ukki menambahkan media sosial memiliki dampak cukup banyak bagi masyarakat. 

Manfaat media social, seperti yang dijabarkan oleh Ukki, salah satunya adalah memudahkan setiap orang untuk saling berkomunikasi meski tidak berada di lokasi yang sama. Selain itu dari media sosial banyak orang menemukan jodoh, pekerjaan baru hingga hal baik lainnya. 

“Tentunya jika media sosial digunakan untuk hak dan keperluan yang baik, semua akan berdampak baik juga. Namun jika digunakan untuk sebaliknya, ya itu juga akan berdampak kurang baik,” papar Ukki.

Ukki mengimbau kepada seluruh pengguna media sosial untuk selalu berhati-hati dalam mengunggah postingan. Biasakan kroscek terlebih dahulu kebenarannya sebelum diteruskan ulang. Jangan pernah memposting hal-hal berbau sara. Ukki juga meminta masyarakat untuk tidak mengunggah sesuatu yang melanggar privasi orang lain. Serta perlu mebiasakan diri untuk selalu mencari fakta yang sesungguhnya. 

Bijak dalam menggunakan sosial media ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengguna internet yang ada di Indonesia. Pasalnya, saat ini jejak digital sudah mulai dipertimbangkan di beberapa perusahaan ketika merekrut pegawai baru. Itu artinya, gunakanlah media sosial untuk halhal positif jika ingin mendapatkan hal baik di dalamnya. 

Berikut cara mengecek fakta di media sosial:

1. Dengan mengunjungi website turnbackhoax.id dan cekfakta.com

2. Mengirimkan whatsapp ke kalimasada, chatbot anti fitnah dari MAFINDO (masyarakat anti fitnah indonesia) di 085921600500.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi di wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (24/06/2021) pagi ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Robby Wahyu (Senior Security Consultant MAXPLUS), H. Sastrawan. SKM., PGradDipHthAdm., MHA., Ph.D (Kepala Program Studi Magister), Dr. Nuriadi, S.S, M.hum (Dosen FKIP Universitas Mataram), dan Halifa Intania (Key Opinion Leader). 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *